Pengemudi Gojek Tuntut Dilibatkan dalam Membentuk Aturan

Kezia Simanjuntak, Aulia Bintang Pratama | CNN Indonesia
Selasa, 16 Agu 2016 14:59 WIB
Pelibatan pihak pengemudi dalam penyusunan kebijakan dianggap benar-benar bakal bisa mengurangi potensi konflik di kemudian hari.
Sejumlah sopir taksi saat terlibat perang batu dengan pengemudi Gojek di kawasan Sudirman, Jakarta, Selasa, 22 Maret 2015. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sebagian pengemudi layanan transportasi berbasis aplikasi online Gojek menggelar mogok kerja karena merasa kebijakan terbaru yang diambil perusahaan semakin merugikan mereka. Para pengemudi menuntut agar dalam pembentukan aturan atau kebijakan pihak perusahaan melilbatkan mereka sehingga tak lagi muncul resistensi seperti sekarang.

Salah satu pengemudi Gojek di Jakarta, Anggi Ade Primawan, mengatakan pelibatan pihak pengemudi dalam penyusunan kebijakan benar-benar bisa mengurangi potensi konflik di kemudian hari.

"Seharusnya kami semua dilibatkan dalam membentuk kebijakan, sekarang kami merasa dirugikan," kata Anggi saat dihubungi CNNIndonesia.com, Selasa (16/8).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kebijakan baru yang dikeluarkan oleh manajemen Gojek terletak di aspek performa. Para pengemudi akan mendapat pengurangan bonus seandainya dia menolak pesanan lain lantaran sudah memilih pesanan yang sebelumnya masuk.

Anggi menuturkan para pengemudi Gojek selalu berdiam di satu tempat ramai agar lebih mudah mendapat pesanan. Saat pesanan muncul dan diambil oleh pengemudi, maka otomatis pesanan lain akan ditolak.

Dengan aturan yang baru tersebut, performa para pengemudi akan dianggap buruk dan imbasnya adalah pengurangan bonus dari perusahaan.

Terkait dengan kebijakan baru tersebut, Direktur Institusi Transportasi (Instran) Darmaningtyas mengatakan seharusnya para pengemudi diajak berdiskusi. Sayangnya, kesulitan Gojek untuk mengumpulkan para pengemudi menjadi halangan yang harus dihadapi.

Oleh sebab itu, Darmaningtyas mengimbau agar direksi Gojek menggunakan sistem polling untuk mendapatkan umpan balik dari para pengemudi.

"Solusi terbaik adalah menjadikan pengemudi Gojek sebagai mitra dalam pengambilan keputusan agar tak merasa dirugikan," ujarnya.

Tak hanya kebijakan performa, Gojek juga memutuskan kembali menurunkan tarif bagi para pengguna Gojek dari sebelumnya Rp2.500 per dua kilometer menjadi hanya Rp2.000 per kilometer.

Keputusan tersebut diakui Anggi tidak terlalu mempengaruhi karena pemasukan bagi para pengemudi akan tetap sama. Hanya saja, kata dia, yang berbeda adalah persenan yang nantinya masuk ke deposit para pengemudi.

Namun begitu, dia kembali menegaskan bahwa kebijakan penilaian performa akan lebih mempengaruhi kinerja pengemudi dibandingkan penurunan tarif. Dia berharap Gojek tak lagi mengorbankan pengemudi hanya untuk meraih keuntungan yang lebih tinggi.

(obs)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER