Jakarta, CNN Indonesia -- Warga Bukit Duri, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan, yang terdampak proyek normalisasi Kali Ciliwung mulai direlokasi ke rumah susun sewa (rusunawa) Rawa Bebek, Jakarta Timur.
Sebagian warga di RW 10, 11, dan 12 telah menempati rusunawa Rawa Bebek. Meski demikian rupanya masih ada juga warga yang enggan direlokasi.
Salah satunya adalah warga RT 06 RW 12, Sadiyah. Menurutnya, puluhan warga RT 06 hingga saat ini masih menolak mengikuti pengundian unit rusunawa di Rawa Bebek. Selain lokasinya yang terlalu jauh, warga juga keberatan dengan biaya sewa rusun tiap bulan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dari RT kami tidak ada yang mengambil (unit rusunawa). Kalau pemerintah memang mengerti ya beri ganti tempat tinggal tapi jangan sewalah," ujar Sadiyah ditemui di Bukit Duri kemarin.
Dia juga keberatan lantaran warga hanya mendapat satu unit rusunawa di Rawa Bebek. Sedangkan dalam satu rumah di Bukit Duri bisa ditempati lebih dari satu keluarga. Hal ini, menurutnya, akan menyulitkan warga lantaran ukuran unit rusun yang tak terlalu luas.
"Ada warga di sini yang punya kontrakan sampai 10 pintu, tapi hanya diganti satu unit rusunawa," katanya.
Mestinya, kata Sadiyah, pemprov DKI bisa memberikan ganti rugi yang setimpal bagi warga yang tergusur.
Dia juga menyayangkan proses sosialisasi yang tak jelas dari pemprov DKI. Hingga saat ini Sadiyah mengaku belum mengetahui waktu pelaksanaan penggusuran.
"Enggak tahu kapan digusur, katanya sih bulan ini tapi enggak tahu juga pastinya," ucapnya.
Ketimbang relokasi ke rusunawa, Sadiyah mengaku lebih setuju dengan konsep pembangunan kampung susun yang digagas sejumlah warga.
Pembangunan kampung susun ini, menurutnya, tidak membuat warga Bukit Duri meninggalkan tempat tinggalnya. Selain lokasi yang strategis, bentuk kampung susun ini juga dinilai lebih manusiawi daripada bangunan di rusunawa.
"Kalau diperbaiki jadi lebih bagus, ya kami mau. Mending pembangunan kampung susun itu saja," tuturnya.
Pembangunan Kampung SusunSekelompok warga yang tergabung dalam Komunitas Ciliwung Merdeka menawarkan penataan dengan konsep kampung susun di Bukit Duri.
Ketua Komunitas Ciliwung Merdeka Sandyawan Sumardi berkata, adanya pembangunan kampung susun ini membuat warga tidak perlu dipindahkan ke lokasi yang jauh seperti rusunawa Rawa Bebek.
Menurutnya, pemerintah cukup membangun kembali lokasi yang terdampak gusuran dengan pembangunan kampung susun tersebut.
Dia menjelaskan, kampung susun ini akan dibangun dengan deretan unit rumah yang serupa dengan permukiman vertikal pada umumnya. Nantinya deretan unit pada lantai suatu blok langsung terhubung dengan deretan unit di blok lain.
"Jadi tidak formal linier kaku seperti pada blok di hunian rumah susun," kata Sandyawan.
Dia menilai, warga yang tinggal di rusunawa Rawa Bebek akan kehilangan hak tempat tinggal dan kepemilikan bangunan hingga lingkungan.
Sehingga pembangunan kampung susun ini, kata dia, penting untuk memperoleh suasana dan lingkungan kampung yang sesungguhnya.
"Pembiayaannya nanti bisa 50 persen dari pemprov DKI, 30 persen dari warga Bukit Duri, dan 20 persen dari beberapa investor," ucap Sandyawan.
Dalam kesempatan yang sama, mantan Menteri Koordinator Kemaritiman Rizal Ramli mengaku sedang mempertimbangkan konsep penataan kampung tersebut.
Menurutnya, warga tidak perlu direlokasi dan bisa tetap tinggal di wilayah yang terdampak gusuran.
"Ini ide yang bagus, saya akan minta tim untuk pelajari. Apa yang sudah bagus akan kita jaga, apa yang perlu diperbaiki ya kita perbaiki," ucapnya.
(gil)