Jakarta, CNN Indonesia -- Sejumlah warga Luar Batang yang menolak direlokasi ke rumah susun mulai terserang penyakit karena memilih tinggal di reruntuhan rumah mereka yang beberapa waktu lalu ditertibkan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menolak bertanggung jawab atas kondisi mereka.
Menurut Ahok, sapaan Basuki, kondisi warga yang sakit disebabkan pilihan mereka sendiri yang tak mau direlokasi ke rusun-rusun milik pemerintah.
"Saya tak mengerti sebenarnya, ditawari rusun, naik bus tak bayar, diberi dokter, tapi kenapa mereka bermain politik dengan nongkrong di sana," kata Ahok saat ditemui di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (5/8).
Ahok menjelaskan, dirinya tak memiliki hak memaksa warga untuk pindah ke rusun. Namun dia pun tak mau disalahkan saat akhirnya warga Luar Batang terkena penyakit atau meninggal dunia akibat penyakit tertentu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Masyarakat kemungkinan menuding Pemprov DKI Jakarta berlaku kejam seandainya ada warga Luar Batang yang meninggal dunia. Hanya saja, Ahok kembali menegaskan bahwa pihaknya tak mau disalahkan karena Pemprov Jakarta sudah menawarkan berbagai fasilitas yang ditolak sendiri oleh warga Luar Batang.
"Maunya apa? Kalau meninggal kami dibilang kejam? Saya tak mengerti," kata Ahok.
Saat ini sejumlah kebijakan Pemprov Jakarta difokuskan pada pembangunan rusun serta fasilitas di dalamnya. Operasi daging dan beras murah diutamakan bagi penghuni rusun agar mereka mendapatkan bahan makanan yang layak.
Selain itu, masalah transportasi dari atau menuju rusun juga terus dibenahi dengan cara membangun halte dan rute bus Transjakarta ke sana.
Ahok mengatakan, dengan fasilitas tersebut, seharusnya tak ada alasan untuk menolak relokasi karena alasan lokasi yang jauh.
"Seluruh rusun itu di Jakarta kan, naik bus juga gratis dan saya sudah buka halte bus," kata dia.
(wis/obs)