Soal Ahok, PDIP Diingatkan Pengalaman Pahit Gerindra 2012

Basuki Rahmat | CNN Indonesia
Jumat, 19 Agu 2016 09:53 WIB
PDIP disebut bakal pilih cagub yang bisa membuat kader dan akar rumput jadi militan dan mau bangun pagi-pagi ke TPS. Dan bukan militansi 'teman-temanan' saja.
Ketua umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri bersama pengurus foto bersama setelah peresmian kantor baru PDI Perjuangan di Jalan Diponegoro, Jakarta, Senin, 1 Juni 2015. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Direktur Eksekutif Pusat Kajian (Pusaka Trisakti) yang juga fungsionaris Badiklat DPP PDIP Fahmi Habsee mengingatkan PDIP ihwal pengalaman pahit Partai Gerindra pada 2012. Fahmi menilai jika PDIP mengusung pasangan Basuki Tjahaja Purnama dengan Djarot Syaiful Hidayat (Ahok-Djarot) maka merupakan sebuah "tragedi" bagi kader dan akar rumput PDIP.

Fahmi menyakini bahwa PDIP tidak bakal mengusung Ahok yang bukan merupakan kader partainya dan tak akan mengecewakan para kader PDIP. "Tidak ada itu. Percayalah, PDIP pilih cagub yang bisa membuat kader dan akar rumput jadi militan dan mau bangun pagi-pagi ke TPS. Dan bukan militansi 'teman-temanan' saja," kata Fahmi di Jakarta, Kamis (18/8), seperti dilansir dari Antara.

Fahmi mengingatkan partainya saat ini sedang membangun loyalitas, pendidikan politik, dan sekolah kader yang disiapkan menelurkan pemimpin-pemimpin daerah, bukan kemudian malah mengusung cagub Ahok.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Fahmi tidak masuk akal jika partai militan dan ideologis PDIP kemudian menempatkan "kehormatan dan posisi tawarnya" hanya mengusung kader jadi cawagub, dan kemudian malah mengusung cagub seperti Ahok yang diketahui rekam jejak terbiasa melakukan "avonturisme" politik dengan berpindah-pindah partai.

"PDIP telah belajar banyak dari pengalaman pahit Gerindra tahun 2012. Bargain politik PDIP tinggi seyogyanya usung cagub sendiri," katanya. Ketika itu, Ahok yang merupakan kader Gerindra berduet dengan Joko Widodo yang diusung PDIP. Namun setelah berhasil memenangkan pilkada seiring perjalanan waktu Ahok memutuskan mundur dari Gerindra.

Untuk cawagub, kata Fahmi, kalau PDIP memang sudah kepepet dan ketika menengok di belakang PDIP hanya tembok, bisa saja Ahok dijadikan cawagub. Bisa Djarot-Ahok, Risma-Ahok, atau siapapun kader PDIP dengan cawagub Ahok.

Ia mengatakan pemilih di Jakarta mayoritas etnis Jawa dan Sunda, rasionalnya cagub harus orang Jawa atau Sunda kalau PDIP ingin menang.

Fahmi mengaku mendapat info dari elite salah satu petinggi partai pendukung Ahok, jika PDIP berani mengusung kader partai sendiri maka akan salah satu partai yang mendukung Ahok ini akan berbalik membelot mendukung cagub PDIP dan meninggalkan Ahok. "Otomatis Ahok tidak bisa maju cagub, karena tidak cukup kursi," ujar politisi PDIP yang pernah beradu puisi dengan Fadli Zon dalam masa pilpres 2014 itu.

Fahmi mengakui sikap PDIP yang belum menentukan calon gubernur DKI dalam pilkada DKI mendatang menimbulkan banyak spekulasi dan perhitungan politik bagi partai-partai lain. Di kalangan internalpun menguat nama Ahok-Djarot yang disebut-sebut akan dideklarasikan dalam waktu dekat. (obs)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER