Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Fraksi Partai Demokrat di DPR, Edhie Baskoro Yudhoyono, mengatakan partainya tak mau memperpanjang masalah yang melibatkan salah satu kadernya, Ruhut Sitompul. Dia menegaskan urusan Demokrat dengan Ruhut telah selesai dan tak perlu dibesar-besarkan.
"Saya tak ingin memperlebar urusan Pak Ruhut, intinya Pak Ruhut adalah kader yang selama ini bertugas menjalankan tugas partai," kata pria yang akrab disapa Ibas itu saat ditemui di gedung DPR/MPR RI, kemarin.
Ibas mengatakan rotasi yang dialami oleh Ruhut bukanlah hal yang perlu dibesar-besarkan karena itu biasa terjadi di fraksi ataupun di kepengurusan partai. Dia juga menegaskan penonaktifan Ruhut dari jabatan koordinator juru bicara Demokrat tidak mengganggu keharmonisan di internal partai.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami masih menjalankan tugas sesuai yang diarahkan ketua umum, dan wajar di setiap organisasi memiliki kebijakan yang harus diikuti oleh seluruh kader," ujar Ibas.
Ketua Umum Partai Demokrat Soesilo Bambang Yudhoyono mengambil alih posisi koordinator juru bicara partai setelah penonaktifan Ruhut Sitompul dari posisi tersebut.
Ruhut sendiri telah mengonfirmasi reposisi dan penonaktifan dirinya sebagai juru bicara Demokrat. SBY disebutnya akan langsung memimpin tim juru bicara.
"Berkaitan dengan pernyataan kembali kepengurusan ke depan, tim juru bicara akan langsung dipimpin Pak SBY," kata Ruhut di Ruang Fraksi Demokrat, Gedung DPR, kemarin.
Dalam pertemuannya dengan SBY, Ruhut mendapat catatan yang berjudul 'Tugas Untuk Bung Ruhut Sitompul' dan memuat tujuh poin dalam sembilan buah kertas memo. Memo tersebut langsung ditandatangani SBY.
Selain memuat pengisian posisi juru bicara, Ruhut berkata, SBY memintanya untuk tetap aktif di posisinya sebagai Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan Partai Demokrat.
SBY, kata Ruhut, juga memintanya untuk menjaga sikap partai yang tidak berpihak pada koalisi manapun. Hal itu termasuk terhadap isu politik yang sensitif.
"Menyangkut isu politik yang sangat sensitif dan berkaitan dengan posisi Partai Demokrat, harus lebih memahami posisi partai. 'Pak Ruhut kalau ada apa-apa, langsung telepon saya," ucap Ruhut menirukan memo yang diberikan SBY.
(gil)