Kantor DPP PDIP Kembali Jadi Sasaran Demo Tolak Ahok

Aulia Bintang Pratama | CNN Indonesia
Rabu, 07 Sep 2016 15:58 WIB
Kelompok masyarakat yang menamakan diri Front Wong Cilik Bicara membawa ratusan anggotanya berdemo menuntut agar PDIP tak mendukung Ahok.
Massa yang tergabung dalam Front Wong Cilik berunjuk rasa di depan DPP PDIP, Jakarta, Rabu, 7 September 2016, mendesak PDIP tak mendukung Ahok. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kantor Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan kembali menjadi sasaran unjuk rasa menjelang pembukaan masa pendaftaran calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta.  

Kelompok masyarakat yang menamakan diri Front Wong Cilik Bicara membawa ratusan anggotanya berdemo menuntut agar PDIP tidak memberi dukungan kepada petahana Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Dalam aksinya mereka juga membawa properti seperti delman hingga ondel-ondel.

Jumlah masaa pengunjuk rasa kali ini berbeda dengan aksi-aksi sebelumnya yaitu lebih banyak sehingga membuat jalan depan kantor PDIP ditutup oleh polisi. Mobil yang berasal dari arah Jalan Proklamasi dialihkan menuju arah Cikini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pengalihan arus lalu lintas tersebut belum pernah dilakukan karena pada unjuk rasa sebelum ini jumlah demonstran yang hadir tidak sampai menutup jalan sepenuhnya. Pada unjuk rasa dua pekan lalu, kelompok Jaringan Rakyat Miskin Kota menggelar demo dengan tuntutan yang sama, yaitu meminta PDIP tak mengusung Ahok.

Perbedaan hanya terdapat pada jumlah orang yang ikut unjuk rasa. Saat itu terhitung hanya puluhan orang yang turun ke jalan dan tidak membuat lalu lintas di sekitaran Jalan Diponegoro dialihkan.

Sebelumnya juga unjuk rasa di depan Kantor DPP PDIP dengan jumlah pengunjuk rasa hanya tiga orang. Orang-orang itu tak berorasi melainkan menggelar teaterikal di depan "markas Banteng" itu.

Dua dari tiga orang tersebut berdandan dan membuat kulit mereka berwarna putih, sedangkan satu orang lainnya bergaya seperti seorang dukun. Meskipun berbeda gaya, tapi tujuan aksi itu sama dengan dua aksi sebelumnya, yaitu menolak Ahok.

Bila dicermati sebenarnya orang-orang yang menggelar unjuk rasa di depan kantor DPP PDIP itu selalu sama. Segelintir orang yang melakukan orasi dan menjadi koordinator lapangannya selalu itu-itu saja.

Berdasarkan pengamatan CNNindonesia.com, selama aksi-aksi itu berlangsung, orang-orang itu hanya berganti atribut, sedangkan apa yang dibicarakan tetap sama.

Saat JRMK berunjuk rasa, beberapa orang yang melakukan orasi hari itu muncul lagi di momen Front Wong Cilik Bicara berdemo. Hanya saja di unjuk rasa kedua dia tidak melakukan orasi melainkan hanya berkeliling menyemangati teman-temannya.

Sayangnya, saat hendak diajak berbicara mereka selalu menghindar dan hilang di tengah kerumunan warga yang berunjuk rasa.

Setiap ada perwakilan DPP PDIP yang menemui pengunjuk rasa, mereka seakan sudah diperintahkan untuk memberikan jawaban yang sama. "Kami apresiasi dan kami terima rekomendasi teman-teman, nanti kami berikan ke pimpinan dan akan dibahas dalam penentuan calon gubernur."

Salah seorang koordinator lapangan, Denny Riyanto, sempat buka suara soal apa alasan para pengunjuk rasa menggelar aksi yang terpisah-pisah. Menurut dia, hingga saat ini kelompok-kelompok yang ada masih berkoordinasi untuk menyaring masyarakat mana saja yang satu suara dengan mereka.

(obs)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER