Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo menjadi tamu dalam rapat paripurna istimewa DPRD DKI Jakarta dalam rangka perayaan ulang tahun ke-489 DKI Jakarta. Dalam paripurna tersebut, Tjahjo Kumolo memberikan isyarat yang ditujukan pada Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat.
Tahun lalu, pada 2015, Tjahjo duduk di antara Ahok dan Djarot dan suasana saat itu sangatlah hangat. Sebagai catatan, saat itu Ahok dan Djarot baru menjadi pasangan gubernur dan wakil gubernur setelah Ahok "naik pangkat" menjadi gubernur menggantikan Joko Widodo yang terpilih menjadi Presiden Indonesia dan Djarot terpilih mengisi posisi yang ditinggalkan Ahok.
Sebagai pasangan baru sudah tentu hubungan Ahok-Djarot menjadi sangat harmonis. Apalagi, Djarot dianggap naik pangkat dari sebelumnya Wali Kota Blitar menjadi Wakil Gubernur DKI Jakarta.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara tahun ini, Tjahjo menilai bahwa nuansa politik sudah muncul lantaran pada 2017 mendatang DKI Jakarta akan menjadi salah satu daerah yang menggelar pemilihan kepala daerah dan membuat suasananya memanas.
Panasnya suasana tersebut dimulai setelah Ahok memutuskan maju di Pilkada 2017 melalui jalur independen dan "mengkhianati" partai politik lain, salah satunya Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Hal tersebut membuat hubungannya dengan Djarot Saiful Hidayat yang merupakan petinggi PDI Perjuangan, dianggap merenggang.
Namun itu tak dirasakan oleh Tjahjo yang tahun ini duduk di posisi yang sama, diapit oleh Ahok dan Djarot.
"Tahun ini saya masih didampingi gubernur dan wakil gubernur yang sama dan suasananya masih hangat walaupun ruangan ini dingin," kata Tjahjo.
Ucapan Tjahjo tersebut mengindikasikan banyak arti, salah satunya adalah membantah tudingan bahwa hubungan antara Ahok dan Djarot merenggang. Namun begitu, "kode" dari Tjahjo tak berhenti di situ karena kalimat yang selanjutnya dia lontarkan memiliki arti yang lebih dalam.
"Mudah-mudahan tahun depan tetap hangat, soal siapa yang jadi (pimpinan DKI) terserah," ujarnya.
Kata-kata tersebut mengandung banyak arti, mulai dari indikasi keduanya akan bertarung di Pilkada 2017 sebagai lawan atau bertarung di Pilkada 2017 sebagai pasangan. Sayangnya, Tjahjo bungkam dan tak memberitahu apa makna dari ucapannya tersebut.
Tak lupa, Tjahjo pun sedikit menyinggung keputusan Ahok maju sebagai calon independen yang mendapatkan dukungan dari kelompok Teman Ahok. Menurut mantan Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan tersebut silakan Teman Ahok bersaing dengan partai politik di Pilkada 2017 asalkan persaingan tersebut dilakukan sehat.
Karena bagi Tjahjo siapapun yang menang harus mampu membawa Jakarta menjadi daerah yang lebih baik.
"Saya persilakan teman teman partai politik dan 'partai' Teman Ahok untuk bersaing karena yang penting siapapun yang terpilih harus mampu membawa Jakarta menjadi lebih baik."
(pit)