Jakarta, CNN Indonesia -- Calon Kepala Badan Intelijen Negara Komisaris Jenderal Budi Gunawan tak butuh waktu lama untuk meyakinkan Komisi I DPR dalam uji kelayakan dan kepatutan pada hari ini Rabu (7/9). Budi hanya menghabiskan waktu selama kurang lebih dua jam dalam proses tersebut.
Hal ini memang tidak terlalu mengejutkan. Sejumlah pihak telah memprediksi sejak awal bahwa Budi akan melenggang mulus dalam uji kelayakan dan kepatutan di parlemen.
Sepuluh fraksi partai di parlemen pun menyatakan dukungannya secara bulat sejak surat pencalonan Budi diantarkan Menteri Sekretaris Negara Pratikno ke Pimpinan DPR.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Anggota Komisi I DPR Zainudin Amali menjelaskan bahwa uji kelayakan dan kepatutan untuk Kepala BIN hanya sebatas memberi pertimbangan kepada presiden yang mencalonkannya.
Hal ini berbeda dengan uji kelayakan dan kepatutan bagi Panglima TNI yang ditujukan untuk menyetujui atau menolak usulan dari presiden.
"Kalau ini cuma meminta pertimbangan. Intinya kami diminta memberikan pertimbangan," kata Amali di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (7/9).
Politikus Golkar itu menyebutkan tidak ada perbedaan pendapat saat Komisi I melakukan rapat internal pengambilan keputusan usai uji kelayakan dan kepatutan. Seluruh fraksi bulat menilai Budi layak menggantikan pendahulunya, Sutiyoso.
Meski demikian, ia mengaku cukup terkejut saat Budi memaparkan visi, misi dan programnya. Budi dinilai cukup menguasai serta memahami isu terkini yang terkait dengan dunia intelijen dan fungsi koordinasi antarlembaga yang menjadi fungsi BIN.
"Jadi sebelum kami tanya, beliau sudah jelaskan, tentang konflik kawasan, ISIS, Laut China Selatan. Beliau sangat detail menyampaikan sehingga kami melihat beliau sudah tahu apa yang mesti dilakukan," kata dia.
Setali tiga uang, Wakil Ketua Komisi I DPR Tubagus Hasanuddin menuturkan, tidak ada catatan khusus yang diberikan kepada Budi selama menjalani sesi tertutup pada uji kelayakan dan kepatutan.
"Bukan catatan khusus tetapi harapan. Apa yang dipaparkan sudah cukup komprehensif tinggal dilaksanakan dan kami akan mengawasinya," kata Hasanuddin.
Namun, Hasanuddin membantah bahwa uji kelayakan dan kepatutan yang digelar hanya bersifat formalitas. Menurutnya, semua yang dilaksanakan sudah sesuai dengan prosedur.
"Tidak formalitas, semua dilalui sesuai prosedur. Formalitas kan omongan Anda," kata Hasanuddin.
Proses uji kelayakan dan kepatutan Budi juga mengundang perhatian di Komisi III DPR. Sejumlah anggota dewan melakukan swafoto dan foto bersama dengan memegang kertas dukungan kepada Budi sebagai Kepala BIN.
Anggota Komisi III DPR Masinton Pasaribu yang ikut berfoto berkata tak ada alasan khusus dalam pengambilan foto tersebut selain dukungan moral dari anggota komisinya.
Sebab, Budi juga pernah menjalani uji kelayakan dan kepatutan sebagai calon Kapolri di Komisi III dua tahun silam.
"Sekarang sebagai calon Kepala BIN, kami memberikan dukungan moral dan doa. Tidak ada pesan dan motif apa-apa," ujarnya saat diklarifikasi.
Semua yang dijalani Budi pada hari ini tidak semuanya dirasakan Sutiyoso ketika menjalani uji kelayakan dan kepatutan pada akhir Juni tahun lalu.
Sutiyoso harus merasakan duduk selama kurang lebih lima jam untuk mendapat pertimbangan pencalonan dirinya sebagai bos intelijen. Meski, semua fraksi juga secara bulat menilai Sutiyoso layak memimpin BIN.
Namun, berdasarkan risalah CNNIndonesia.com, ada beberapa catatan yang disematkan kepada Sutiyoso kala itu. Diantaranya Sutiyoso diminta untuk melepas jabatan sebagai Ketua Umum PKPI, harus tunduk serta patuh kepada UU dan presiden hingga meningkatkan kerjasama dengan parlemen sebagai pengawas eksternal BIN.
Pada akhirnya Sutiyoso dalam waktu dekat akan menyerahkan tampuk kepemimpinan kepada Budi. Rapat paripurna DPR esok hari akan mengesahkan pencalonan Budi. Setelah itu Budi akan dilantik presiden dan resmi menggantikan Sutiyoso.
Setelah menjalani uji kelayakan dan kepatutan, Budi tak lupa berterimakasih kepada Jokowi yang telah memberi kepercayaan kembali kepada dirinya. Ia juga berterimakasih kepada Komisi I DPR yang telah membuka ruang untuk mendengarkan visi dan misinya saat memimpin BIN ke depan.
"Tentunya ucapan terima kasih kepada anggota komisi I DPR karena telah memberikan ruang dan kesempatan bagi saya untuk menyampaikan ide-ide, pemikiran, dan gagasan berupa visi misi program dalam rangka penguatan BIN ke depan," ujar Budi.
(obs)