Budi Gunawan Paparkan Potensi Ancaman Keamanan Negara di DPR

Abi Sarwanto | CNN Indonesia
Rabu, 07 Sep 2016 13:21 WIB
Calon Kepala BIN Budi Gunawan ingin meningkatkan kapasitas agen BIN agar peran badan telik sandi dapat lebih optimal dibandingkan periode sebelumnya.
Calon Kepala BIN Budi Gunawan bertekad meningkatkan kapasitas agen BIN agar peran badan telik sandi dapat lebih optimal. (CNN Indonesia/Abi Sarwanto)
Jakarta, CNN Indonesia -- Calon Kepala Badan Intelijen Negara Komisaris Jenderal Budi Gunawan memaparkan potensi ancaman keamanan nasional yang dihadapi Indonesia, baik dari dalam maupun luar negeri.

Budi menyampaikan pemaparan itu pada uji kelayakan dan kepatutan di Komisi I DPR, Jakarta, Rabu (7/9).

"Ancaman strategis terhadap keamanan nasional yang muncul dari eksternal semakin kompleks, bersifat asimetris dan tidak berpola," kata Budi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Budi menuturkan, ancaman eksternal terhadap keamanan dalam negeri dapat muncul sebagai akibat ketegangan antarnegara dan kelompok di berbagai wilayah, antara lain hubungan panas Amerika Serikat dan Rusia, gejolak di Turki, konflik Timur Tengah hingga Laut Cina Selatan.
Selain itu, Budi juga menyebut persaingan global di bidang politik, hukum dan keamanan telah bermetamorfosis menjadi perang siber dan proxy.

Perkembangan teknologi informasi yang meningkatkan penggunaan internet akan berdampak pada peningkatan ancaman ini yang datang melalui infiltrasi dari dunia maya dan telekomunikasi.

Budi juga menjelaskan perlunya kewaspadaan terhadap kelompok beraliran ekstrim, radikal, teror dan fundamental. Ia menyebut ISIS dan jaringan teroris Santoso sebagai contoh.

"Perkembangan aliran ekstrim terus meningkat dengan berbagai paham anti-Pancasila," ucapnya.
Persoalan sengketa perbatasan, pelaksanaan Pilkada dan Pemilu serentak juga disebutnya sebagai salah satu potensi ancaman yang dihadapi negara.

"Oleh karena itu, jika saya diberi kepercayaan sebagai Kepala BIN, maka saya akan melakukan program optimalisasi menuju BIN yang semakin profesional, objektif dan berintegritas," ujarnya.

Optimalisasi ini, kata Budi, berdasarkan peran BIN yang masih perlu dioptimalkan sebagai koordinator fungsi intelijen.

"Optimalisasi kemampuan juga berarti meningkatkan kapasitas personel, teknologi, sistem manajemen, SOP dan budaya organisasi agar mampu menjalankan peran BIN dengan lebih optimal," kata Budi.

Uji kelayakan dan kepatutan Budi akan berjalan dalam dua sesi. Setelah mendengar pemaparan visi dan misi, Komisi I DPR akan melakukan pendalaman dengan memberi pertanyaan lebih jauh kepada Budi.
(abm)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER