Jakarta, CNN Indonesia -- Direktur Jenderal Direktorat Politik dan Pemerintahan Umum Kementerian Dalam Negeri Soedarmo mengatakan, tantangan besar menanti komisioner baru Komisi Pemilihan Umum.
Menurut Soedarmo, komisioner KPU periode 2017 hingga 2022 akan menghadapi tantangan dalam memberikan sosialisasi kepada masyarakat terkait perubahan sistem pemilu.
Sebabnya, di Pemilu 2019 warga Indonesia akan memilih anggota DPD, DPRD, DPR, dan Presiden serta Wakil Presiden dalam satu waktu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau pilkada sekarang memilih satu (kepala daerah), nanti kan lima pilihan yaitu calon presiden, DPR, DPRD provinsi serta kabupaten/kota, dan DPD. Pemahaman ini harus disosialisasikan ke masyarakat," kata Soedarmo, Kamis (8/9).
Selain pemilihan serentak, komisioner baru KPU juga akan menghadapi tantangan dalam melakukan sosialisasi sistem pemilu yang e-voting.
Namun, sistem e-voting baru akan diterapkan jika draf RUU Kodifikasi Pemilu saat ini yang masih dibahas pemerintah diterima oleh DPR RI.
"Untuk sosok anggota yang penting sesuai persyaratan. Nanti kita diskusikan kriterianya," ujarnya.
KPU akan memiliki komisioner baru pada awal tahun depan. Saat ini, proses seleksi calon anggota KPU dan Bawaslu baru akan dimulai oleh tim seleksi yang diketuai Saldi Isra.
Rencananya, timsel calon anggota KPU dan Bawaslu akan bekerja hingga akhir Februari 2017. Setelahnya, mereka akan menyerahkan 14 nama calon anggota KPU, dan 10 nama calon anggota Bawaslu kepada Presiden.
(rel/rel)