Jakarta, CNN Indonesia -- Partai Demokrat masih mempertimbangkan banyak hal terkait rencana mengusung calon kepala daerah di Pilkada 2017 di DKI Jakarta. Oleh sebab itu, partai pimpinan Susilo Bambang Yudhoyono ini masih menahan deklarasi dukungannya hingga detik-detik akhir masa pendaftaran calon.
Ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai Demokrat DKI Jakarta Nachrowi Ramli mengungkapkan dalam satu dua hari ke depan, Majelis Tinggi Partai Demokrat akan menggelar rapat untuk membahas berbagai pertimbangan tersebut.
"Demokrat ini kan ada mekanisme, ditetapkan oleh Majelis Tinggi. Majelis ini akan rapat dan pastinya (deklarasi) sebelum tanggal 21," kata Nachrowi saat ditemui di Gedung Joang 45, Jakarta, Kamis (15/9).
Pria yang akrab disapa Nara tersebut menjelaskan hingga saat ini ada delapan orang yang sudah lolos penjaringan yang dilakukan internal partai. Kemungkinan besar nama yang dipilih akan berasal dari delapan nama itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hanya saja, Nara mengatakan bahwa dinamika politik di DKI Jakarta bisa mengubah itu semua. Demokrat tak memungkiri bahwa dinamika itu dicermati karena mungkin saja muncul sosok yang sesuai dengan visi misi yang ditetapkan oleh Partai Demokrat.
"Kami perlu tahu visi misi dari para calon itu, jangan sampai ada yang salah dan mengakibatkan keputusan yang merugikan rakyat," kata dia.
Menurut Nara calon Gubernur DKI Jakarta yang diinginkan oleh Partai Demokrat adalah sosok yang tidak terlibat kasus politik dan hukum. Selain itu, cara penyampaian informasi pun harus santun dan tidak mencederai rakyat.
Sembari menanti rapat internal partai, Nara menjelaskan Demokrat terus menjalin komunikasi dengan partai lain. Sayangnya, dia tidak membeberkan partai mana saja yang sedang diajak komunikasi.
"Sasaran Demokrat adalah calon yang dekat dengan rakyat dan mampu memberi solusi, maka kami komunikasi dengan partai lain," ujarnya.
Demokrat juga mempertimbangkan membentuk poros politik baru setelah Partai Gerindra dan Partai Keadilan Sejahtera mengindikasikan mengusung pasangan Sandiaga Uno dan Mardani Ali Sera untuk maju di Pilkada 2017 di DKI Jakarta.
Wakil Ketua Umum Demokarat Syarifuddin Hasan mengatakan, selama ini Gerindra dan PKS memutuskan secara sepihak tanpa bicara dengan partai lain. Padahal, sebelumnya telah ada wadah bernama koalisi kekeluargaan yang terdiri dari tujuh partai.
"Mereka (Gerindra dan PKS) memutuskan di antara mereka saja, kami tak terlibat di situ. Padahal kami ingin agar yang diusung itu harus sama-sama," kata Syarif di Gedung DPR/MPR RI, Selasa (13/9).
(wis/obs)