Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana menyatakan setidaknya sebelas sekolah rusak akibat banjir bandang yang terjadi Senin (19/9) lalu, di Kabupaten Garut, Jawa Barat.
Menurut Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, dua dari 11 sekolah yang terdampak banjir dinyatakan rusak parah. Laporan tersebut diterimanya dari Dinas Pendidikan Kabupaten Garut.
"Dua sekolah yang rusak parah adalah SDN Sukaratu 1 Banyuresmi dan SMP PGRI. Sementara itu, sekolah-sekolah lain masih tetap digunakan," ujar Sutopo melalui keterangan tertulis, Kamis (22/9).
Menurut Sutopo, pemerintah setempat menghentikan kegiatan belajar-mengajar satu hari usai banjir terjadi. Sejumlah sekolah mengalihkan kegiatan mereka ke gedung yang tidak terdampak bencana.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sutopo menjelaskan, data Dinas Pendidikan Kabupaten Garut memperkirakan kerugian mencapai Rp1,4 miliar. Sekolah yang terdampak banjir bandang antara lain SD IT Muhammadiyah Tarogong Kidul, SMP Negeri 2 Banyuresmi, dan SMA PGRI Garut.
BNPB, kata Sutopo, telah mengirimkan bantuan berupa seragam kepada para siswa sekolah itu. Bantuan itu merupakan prioritas pada penanganan darurat pascabencana.
Saat ini BNPB masih berfokus pada pencarian dan penyelamatan korban hilang. Pelayanan kesehatan dan kebutuhan dasar bagi 433 jiwa pengungsi banjir masih dikerahkan.
Banjir bandang menerjang tujuh kecamatan di Kabupaten Garut, yaitu di Bayongbong, Garut Kota, Banyu Resmi, Tarogong Kaler, Tarogong Kidul, Karang Pawitan, dan Samarang. Curah hujan tinggi menyebabkan debit Sungai Cimanuk dan Sungai Cikamuri naik cepat.
"Ini (banjir) menunjukkan kondisi hulu daerah aliran Sungai Cimanuk sudah rusak dan kritis," kata Sutopo.
(abm)