Jakarta, CNN Indonesia -- Badan SAR Nasional (Basarnas) mengimbau masyarakat untuk tidak hanya berfoto atau
selfie di lokasi bencana banjir bandang Kabupaten Garut, Jawa Barat, karena memberi kesan tidak menghargai warga yang sedang dilanda musibah.
"Harap diingatakan atau ditegur. Bagi masyarakat yang hanya berfoto. Mari kita jaga perasaan korban yang terkena bencana," kata Humas dan Protokoler Basarnas Bandung, Joshua, melalui keterangan pers, seperti yang dikutip dari
Antara pada Minggu (25/9).
Joshua menuturkan, selama tanggap darurat bencana banjir bandang banyak masyarakat berdatangan ke lokasi banjir. Sejauh pengamatannya, sebagian besar yang datang menganggap lokasi banjir bandang sebagai tempat wisata bencana.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jangan kejadian musibah ini dijadikan wisata bencana," kata Joshua.
Komandan Posko Penanggulangan Bencana Garut, Letkol Arm Setyo Hani Susanto, juga setuju agar masyarakat bisa menjaga perasaan korban dengan tidak berfoto di lokasi banjir bandang.
Setyo menceritakan, selama tanggap darurat, ada banyak masyarakat, bahkan yang mengatasnamakan kelompok atau organisasi tertentu, berfoto bersama dengan latar belakang daerah terdampak banjir.
"Berfoto latar belakangnya ada petugas dan korban di lokasi bencana. Itu tentu saja menyakiti perasaan," kata Setyo dengan nada kesal.
Ia menambahkan, ada juga kelompok masyarakat yang datang menyerahkan bantuan. Beberapa diantaranya datang dengan iringan kendaraan mewah. Namun setelah itu, kata Setyo, kelompok tersebut berfoto dengan riuh.
"Berfoto lalu teriak-teriak. Saya sudah dokumentasikan itu. Saya sendiri saja tidak mau memperlihatkan gigi saya (senyum) di lokasi," kata Setyo, yang juga menjabat sebagai Komandan Kodim 0611 Garut.