Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah pusat menawarkan pembangunan rumah susun kepada korban banjir bandang di Garut. Kepala Staf Presiden Teten Masduki mengatakan, tawaran tersebut muncul karena pemerintah tidak mungkin membangun kembali rumah warga yang terletak di pinggir sungai.
"Kemarin sudah ditawarkan Menteri PU Pera, pembangunan dua
tower rusun dengan tambah rusun yang sudah jadi di daerah Bayongbong," kata Teten di Kompleks Istana Kepresidenan, Selasa (27/9).
Berdasarkan data sementara Badan Nasional Penanggulangan Bencana, banjir bandang telah merusak 2.049 rumah, meliputi 283 rumah hanyut, 605 rumah rusak berat, 200 rumah rusak sedang, dan 961 rumah rusak ringan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Teten menjelaskan, lahan bakal tempat relokasi warga sudah diberikan oleh bupati setempat. Namun, Presiden Joko Widodo ingin pembahasan lebih lanjut sebelum membangun rusun. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, dan pemerintah daerah setempat diminta kembali berkomunikasi dengan masyarakat mengenai relokasi.
Jokowi menginstruksikan, tempat relokasi harus aman tanpa menghentikan roda perekonomian warga. Aspek ini biasanya diabaikan dalam merelokasi warga.
"Pak presiden minta dibicarakan, apakah rusun sudah tepat? Jangan sampai nanti tidak dihuni," ucap Teten.
Pembangunan direncanakan setelah masa tanggap darurat. Hari ini menjadi akhir masa tanggap darurat pertama banjir bandang. Namun, Kepala BNPB Willem Rampangilei meminta, tanggap darurat diperpanjang hingga 14 hari.
Perpanjangan dikarenakan masih banyak korban yang belum ditemukan. Namun, BNPB menyerahkan pengambilan keputusan soal perpanjangan tanggap darurat kepada Bupati Garut.
(rel/abm)