Jakarta, CNN Indonesia -- Politikus Partai Persatuan Pembangunan Abraham Lunggana tidak akan keluar dari partainya meski berbeda dukungan dalam Pilkada DKI Jakarta. Pria yang akrab disapa Haji Lulung ini berasal dari kubu Djan Faridz yang menyatakan akan mendukung Basuki Tjahaja Punama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat.
Selama ini Lulung dikenal sering berseberangan pendapat dengan Ahok. Sebelumnya, Djan Faridz juga menyatakan bahwa Lulung akan ikut keputusan partai.
Namun nyatanya, Lulung berkukuh tak mau mendukung Ahok. Berbeda dengan Djan yang menyebut Ahok-Djarot berhasil selama memimpin Jakarta, Lulung justru menilai sebaliknya.
Penggusuran, reklamasi, pembelian lahan Rumah Sakit Sumber Waras, dan kontribusi tambahan adalah contoh program Ahok yang dinilai Lulung menyalahi aturan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Karena itu jika ia ikut mendukung Ahok, maka sama saja ia mengkhianati pemilihnya.
"Saya hormati keputusan DPP PPP mendukung Pak Basuki dalam Pilkada, tapi kalau saya tidak akan mendukung," kata Lulung, Sabtu (8/10) kepada CNNIndonesia.com.
Lulung yang merupakan Ketua Dewan Pimpinan Wilayah DKI Jakarta sejak Pemilu 2014 mengklaim telah berhasil meraup suara hampir 1 juta suara di ibu kota. Perolehan suara itu membuat PPP memiliki kursi di DPR RI untuk dapil Jakarta dan jumlah kursi siginifikan di DPRD DKI Jakarta.
"Bisa menghasilkan tiga kursi di DPR RI dan 10 kursi di DPRD DKI Jakarta," kata Lulung.
Lulung mengaku tetap konsisten untuk tidak mendukung Ahok. Meksi begitu ia juga tidak akan mundur dari PPP.
"Saya akan tetap di partai," katanya.
Wakil Ketua DPRD ini juga belum bisa memastikan siapa yang akan didukungnya dalam Pilkada DKI Jakarta. "Yang jelas bukan Ahok," ujarnya.
Lulung mengaku belum akan mengambil keputusan dalam waktu dekat karena keputusannya mendukung salah satu pasangan calon menurutnya tentu akan menimbulkan pro dan kontra di masyarakat.
(sur)