Kerugian Yang Ditimbulkan Banjir Garut Mencapai Rp288 Miliar

Abraham Utama | CNN Indonesia
Selasa, 18 Okt 2016 16:53 WIB
Tahap pembangunan pemukiman korban banjir terbentur persoalan wilayah Garut yang mayoritas berstatus hutan lindung.
Tahap pembangunan pemukiman korban banjir terbentur persoalan wilayah Garut yang mayoritas berstatus hutan lindung. (Dok. BNPB)
Jakarta, CNN Indonesia -- Banjir bandang yang melanda Garut, Jawa Barat, September lalu, menyebabkan kerugian senilai Rp288 miliar. Angka itu dihitung dari ekses terhadap pemukiman, infrastruktur publik, perekonomian, kehidupan sosial dan sejumlah sektor lainnya.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, kerugian sebesar Rp83 miliar berasal dari perumahan penduduk yang rusak diterjang banjir dan longsor.

Pemkab Garut memperkirakan, skema pendanaan gabungan antara ABPN dan APBD dapat mengembalikan berbagai kerusakan yang terjadi. Pemerintah kini fokus menjalankan proses rehabilitasi dan rekonstruksi di daerah itu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dunia usaha, Badan Usaha Milik Negara dan masyarakat dapat berperan untuk mendukung proses tersebut, seperti yang pernah dilakukan pascabencana di Banjarnegara dan Purworejo," ujar Kepala Pusdatin BNPB Sutopo Purwo Nugroho melalui keterangan tertulis, Selasa (18/10).

Rehabilitasi dan rekonstruksi merupakan tantangan tersendiri bagi Garut. Sekretaris Daerah Pembak Garut Iman Alirahman mengatakan, pihaknya sulit menyakinkan korban untuk pindah ke pemukiman baru.

"Sekalipun diberi rumah, mereka tetap memaksakan membangun kembali rumah mereka di lokasi terdampak bencana,” kata Iman di Jakarta, Selasa siang.

Iman menuturkan, 81 persen wilayah Garut merupakan kawasan hutan lindung. Penataan kawasan untuk menampung korban banjir pun menjadi problematik.

“Relokasi tidak hanya berdasarkan jumlah rumah yang akan dibangun, tapi juga penentuan kawasan yang aman,” ucapnya.

Surat Keputusan yang diterbitkan Bupati Garut Rudy Gunawan menyebut jumlah pengungsi akibat banjir berujumlah 787 kepala keluarga atau 2.525 jiwa.

Sementara rumah yang rusak berjumlah 2.529 unit, dengan rincian 830 rusak berat, 473 rusak sedang, dan 1.226 rusak ringan.

Proses rehabilitasi dan rekonstruksi Garut dicanangkan berjalan hingga 2018. Setelah itu, seluruh proses pascabencana akan ditanggung Pemkab Garut, tanpa bantuan ABPN.

Banjir Garut terjadi September lalu. Presiden Joko Widodo sempat meninjau lokasi bencana pada 21 September.

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, dan Kementerian Pertanian diwancanakan bekerja sama memperbaiki kawasan hulu Sungai Cimanuk di Lapangparis untuk mencegah bencana serupa. (abm/obs)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER