Jakarta, CNN Indonesia -- PT Sarimelati Kencana selaku pengelola merek Pizza Hut Delivery (PHD) akan menanggung seluruh biaya medis korban ledakan gerai PHD di Jalan Raya Hankam, Jatimurni, Kecamatan Pondok Melati, Bekasi.
"Kami telah mengirim karyawan kami untuk memastikan hanya perawatan terbaik yang akan diterima oleh anggota masyarakat tersebut. Seluruh biaya medis akan menjadi tanggungan kami," kata General Manager PT. Sarimelati Kencana Andrias Chandra dalam siaran pers, Minggu (23/10).
Terdapat empat korban luka akibat ledakan yang diduga berasal dari tabung gas 50 kilogram tersebut. Tiga di antaranya telah dibawa ke klinik terdekat untuk diobati dan diizinkan untuk pulang. Sementara satu orang telah dirujuk ke Rumah Sakit Kramat Jati oleh pihak kepolisian untuk dirawat lebih lanjut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, mengenai ganti rugi atas kerusakan bangunan yang dialami oleh beberapa bangunan di sekitar gerai PHD yang meledak, Adrias masih menunggu hasil penyelidikan pihak berwenang.
"Selain itu, kami juga telah menyewakan satu rumah bagi satu keluarga yang rumah dan tempat usahanya terdampak akibat insiden," katanya.
Adrias melanjutkan, saat ini, PHD tengah bekerja sama dengan pihak berwenang untuk mencari tahu penyebab insiden tersebut. PHD akan memberikan komentar lebih jauh apabila proses penyelidikan telah selesai.
Dugaan PolisiMenurut Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Awi Setiyono, dugaan sementara disebabkan ledakan tabung gas ukuran 50 kilogram di bagian belakang sekitar pukul 06.40 WIB.
Awi mengungkapkan, petugas telah memeriksa tiga saksi yakni juru parkir Alfamidi Jhon Hendri, pegawai Alfamidi Tulius Widodo dan pegawai PHD Libotius Steven Kendye.
Berdasarkan keterangan Libotius ke polisi, Awi mengatakan, para pekerja memeriksa tabung dan sambungan listrik setelah tempat makan siap saji PHD itu tutup beroperasi pada Sabtu (22/10) pukul 23.00 WIB.
Saksi Libotius bersama pegawai PHD lainnya yaitu Arom, Risko dan Rifai telah memeriksa empat tabung gas dan listrik sebelum meninggalkan tempat kerja sekitar 02.00 WIB.
"Saksi memastikan tabung gas dan listrik dalam kondisi mati," ujar Awi.
Awi menambahkan, saksi Jhon Hendri berjarak sekitar lima meter dari bangunan PHD dan saksi Tilus Widodo berada di bangunan Alfamidi dengan radius sekitar lima meter dari PHD. Kedua saksi mendengar dentuman keras dari PHD yang menghancurkan seluruh bangunan PHD dan sebagian bangunan lainnya di sekitar lokasi kejadian.
Bau gas masih tercium di sekitar lokasi kejadian beberapa saat setelah ledakan terjadi sehingga petugas memasang garis polisi untuk menghindari ledakan susulan.
"Saat ini di lokasi masih steril dan sedang menunggu tim Labfor Mabes Polri untuk olah TKP," tutur Awi.
(rel/vga)