Wiranto: Kerusuhan di Manokwari Dipicu Minuman Keras

Prima Gumilang | CNN Indonesia
Kamis, 27 Okt 2016 23:50 WIB
Wiranto meminta peristiwa di Manokwari tidak dihubungkan dengan pilkada serentak 2017. indeks kerawanan pilkada di Papua menurutnya memang tinggi.
Menko Polhukam Wiranto mengatakan kerusuhan di Manokwari, Papua Barat, disebabkan minuman keras. (ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto mengatakan pihaknya telah menerima laporan terkait kerusuhan di Manokwari, Papua Barat. Saat ini pemerintah masih menyelidiki peristiwa tersebut.

“Saya minta supaya diteliti lebih jauh karena masih simpang siur laporannya. Saya tunggu laporan yang resmi,” kata Wiranto saat ditemui di kantornya, Jakarta, Kamis (27/10).

Wiranto mengatakan, dari laporan awal yang dia terima, peristiwa tersebut terjadi secara tiba-tiba. Sejumlah orang membuat kerusuhan dan merusak warung karena dalam keadaan mabuk. Namun dia masih menunggu hasil penyelidikan lebih dalam sebelum menyimpulkan perkara tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Kami selidiki dulu kalau laporannya itu kan insidentil, orang mabuk-mabuk, merusak warung kemudian terjadi insiden, itu kapan saja bisa terjadi,” ujar Wiranto.

Mantan Panglima ABRI itu tidak ingin menghubungkan peristiwa di Manokwari dengan momentum menjelang Pilkada Serentak 2017. Meskipun indeks kerawanan Pilkada di Papua termasuk yang tinggi, selain Aceh dan Banten.

“Jangan buru-buru kita kemudian menghubungkan dengan adanya Pilkada,” ucap Wiranto.

Saat ini, kata Wiranto, pemerintah tengah berusaha menenangkan keadaan di sana, agar pada saat Pilkada nantinya bisa aman.
Kerusuhan di Manokwari terjadi, Rabu hingga Kamis dini hari kemarin. Kepala Kepolisian Daerah Papua Barat Brigadir Jenderal Royke Lumowa berjanji akan segera menangkap pelaku. Saat ini pihaknya telah mengantongi identitas pelaku.

Menurut Royke, kerusuhan itu diawali peristiwa penikaman terhadap Vijay Paus-paus, warga Kompleks Jalan Serayu, Sanggeng, Manokwari.

Saat itu Vijay dan beberapa temannya tidak bisa membayar nasi bungkus yang mereka beli. Keributan pun terjadi di warung makan. Vijay dikejar kemudian ditikam di bagian belakang tubuhnya.

Kasus penikaman itu memicu amarah masyarakat. Mereka meluapkan emosinya dengan memblokade sejumlah jalan protokol di Jalan Yossudarso dan Jalan Trikora.

Massa juga membakar lima sepeda motor patroli. Pos polisi yang tengah dibangun di depan Pasar Sanggeng, Manokwari, pun ikut dirusak massa.

Royke mengatakan, enam orang menjadi korban. Dua orang di antaranya terkena tembakan aparat keamanan. Sementara seorang Komandan Rayon Militer (Danramil) di jajaran Kodim 1703/Manokwari Mayor TNI Suhargono juga menjadi korban penganiayaan massa.

"Ada enam orang korban, dua orang terkena tembak satu di antaranya meninggal atas nama Onisimus Rumayon,” katanya (rel)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER