Jakarta, CNN Indonesia -- Pendemo dugaan kasus penistaan agama yang dilakukan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja (Ahok) dari luar Jakarta mulai bergerak mengarah ke ibukota. Demo akan dilaksanakan usai sholat, Jumat (4/11).
Seperti dilansir Detik.com, para pendemo tersebut, antara lain berasal dari Bandung, Banten, dan Tegal. Dari Bandung, massa santri Pondok Pesantren Darrut Tauhid bergerak pada dini hari ini. Mereka membawa serta sejumlah papan bertuliskan kampanye damai.
Dadan Kurniawan, Koordinator Lapangan Pondok Pesantren Darrut Tauhid mengklaim, ribuan orang yang berangkat menuju Jakarta ini adalah santriwan/santriwati dan warga sekitar. Massa berangkat menggunakan 22 bus yang disewa khusus untuk mengikuti aksi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Semuanya berangkat malam ini bersamaan menggunakan 22 bus. Kami sudah mempersiapkan semuanya satu pekan terakhir. Semua persiapan hari ini, murni biaya dari lembaga dan hasil infaq dari masyarakat sekitar,” ujarnya.
Sementara, dari Banten, ratusan orang mengatasnamakan Muslim Banten Bela Islam mulai berkerumun untuk mengikuti aksi 4 November menuntut penuntasan kasus dugaan penodaan agama oleh Ahok.
Mereka datang dari berbagai daerah di Banten dan berkumpul di Stadion Maulana Yusuf Kota Serang, Banten. Sembilan bus sudah disiapkan untuk menampung massa yang hadir untuk berangkat ke Jakarta tengah malam nanti atau tepat pukul 01.00 WIB.
Usep Saifuddin, Juru Bicara Muslim Banten Bela Islam menerangkan, selain sembilan bus yang berangkat dini hari, sebanyak 18 bus lain akan berangkat usai subuh. “Yang berangkat pemuda, mahasiswa, forum silahturahmi pondok pesantren,” tutur dia.
Ia memperkirakan, sekitar 2.000 orang dari sekitar Banten berangkat ke Jakarta, yakni dari Pandeglang, Rangkas, Serang, dan Cilegon. Ia berjanji, massa yang dibawanya tidak akan berbuat rusuh.
Polres Tegal Gelar RaziaDari Tegal, anggota Polres Tegal, Jawa Tengah menggelar razia di jalur Pantura. Pantauan Detik.com, bus pembawa peserta demo melintas menuju Jakarta. Adapun, razia dilakukan di pangkalan truk Maribaya, Kecamatan Kramat, Tegal.
Kapolres Tegal, AKBP Adi Vivid mengungkapkan, razia fokus pada kendaraan yang melintasi Tegal menuju Jakarta.
"Ini kegiatan cipta kondisi dan kami fokus kendaraan arah Jakarta. Ini untuk antisipasi agar tidak ada senjata tajam, senjata api atau kayu-kayu yang berbahaya,” imbuh dia.
Mobil, kendaraan travel, dan bus diberhentikan dan diperiksa seksama oleh petugas. Selain Kapolres, Wakapolres Tegal Kompol Padlli, Kabag Ops Polres Tegal AKP Raden Dian, dan Kasatlantas Polres Tegal AKP Yoppy juga turun langsung melakukan razia.
Adi menjelaskan, setidaknya ada 4 bus dari Solo yang membawa peserta demo ke Jakarta. Sedangkan, menurut Adi, peserta yang berangkat menggunakan kendaraan travel cukup banyak.
"Ada 4 bus tadi dari solo, kalau travel banyak sekali dari berbagai daerah," pungkasnya.
Langkah yang dilakukan, yakni mendata koordinator lapangan masing-masing kelompok peserta unjuk rasa. Selain itu, kepolisian juga mengimbau agar menjaga kondisi agar tetap terkendali saat melakukan demo.
"Korlapnya didata, kami imbau juga agar aksi damai," tandasnya.
Terkait temuan saat razia, petugas menemukan atribut unjuk rasa dan kayu bambu. Kayu tersebut digunakan untuk mengikat bendera. Senjata tajam ditemukan, namun berupa barang kerajinan yang kebetulan dibawa oleh warga lokal.
"Untuk temuan tidak ada, hanya ada tongkat, tapi tongkat itu digunakan untuk bendera atribut demo," ucapnya.
Razia dilakukan oleh 80 personel anggota Polres Tegal. Hingga saat ini, kegiatan masih berlangsung. Kendaraan roda empat dihentikan untuk diperiksa oleh petugas.
Diketahui, Polda Jawa Tengah sejak pagi tadi sudah menetapkan siaga 1 menjelang aksi demo terkait dugaan penistaan agama oleh Basuki Tjahaja Purnama yang juga digelar beberapa daerah di Jawa Tengah.