Denpasar, CNN Indonesia -- Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menjadi pembicara kunci dalam Sidang Umum Interpol ke-85 di Bali, Rabu (9/11). Dia mengingatkan bahwa pencurian ikan atau
illegal fishing kerap diikuti kejahatan lain seperti narkotik. Karena itu praktik pencurian ikan harus diwaspadai oleh Interpol.
"Dalam dua tahun kami analisis, investigasi, dan tindak,
illegal fishing lebih dari sekadar pencurian ikan," kata Susi dalam konferensi pers. Dia mengatakan hal tersebut sudah disampaikan kepada ribuan delegasi sidang Interpol.
Kepada para delegasi, Susi menceritakan, dirinya telah mengungkap pencurian ikan yang melibatkan uang yang sangat besar. Seringkali kegiatan ini juga disertai penyelundupan barang terlarang.
"Tidak hanya perikanan, tapi juga
smuggling (penyelundupan) macam-macam: narkoba, miras, rokok dan sebagainya yang dibawa, diselundupkan antarnegara," kata Susi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penyelundupan ini berkembang seiring dengan keuntungan besar yang diperoleh pelaku pencurian ikan.
Semakin besar uang yang mereka raup, semakin banyak barang-barang yang mereka selundupkan. "Ini melibatkan banyak negara. Satu kapal krunya bisa dari berbagai negara," ujar Susi. Bahkan sebuah kapal menurutnya bisa membawa hingga 20 negara.
Presiden Joko Widodo, kata Susi, juga menugaskan satuan tugas pencurian ikan yang dipimpinannya untuk memberantas penyelundupan.
Jika hal tersebut terealisasi, nantinya satgas akan dilengkapi dengan unsur dari Direktorat Jenderal Bea Cukai plus Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan dan Badan Reserse Kriminal Polri.
Namun untuk itu, tetap diperlukan kerjasama antar negara dan Interpol mempunyai peran yang sangat penting.
Kerjasama dengan ChinaSusi juga mengungkapkan dirinya berbicara dengan otoritas China di sela Sidang Umum Interpol untuk membahas kerjasama dalam pemberantasan pencurian ikan.
"Mereka (pelaku) bukan mewakili negara, tapi mewakili kejahatan. Jadi kami akan kerjasama untuk memastikan kejahatan ini tidak boleh ada," ujarnya.
Dia mengatakan tanpa kerjasama dengan China "hampir mustahil untuk memerangi kejahatan di laut." Karena itu, diperlukan sinergi untuk menindak para pelaku bisnis haram.
Selain itu, Indonesia juga telah bekerjasama dalam bentuk
joint communique dengan negara-negara tetangga seperti Timor Leste, Papua Nugini, Fuji dan Vietnam. Kerjasama dengan China diharapkan bisa memperkuat keamanan laut di Indonesia.
"Kami juga tadi mengeluh, karena banyak (pelaku) bandel-bandel, yang besar dari negeri Tiongkok. Tapi sekali lagi, itu bukan mewakili negara," kata Susi.
(sur/abm)