Cerita Polisi Sederhana 12 Tahun Tinggal di Area Pemakaman

CNN Indonesia
Minggu, 13 Nov 2016 16:11 WIB
Kapolres Rembang ingin anggotanya bisa pindah ke Bhayangkara Residence, kompleks perumahan yang tengah dibangun Polres, seharga Rp125 juta.
Kapolres Rembang AKBP Sugiarto melihat anak buahnya Aiptu Widodo Ramelan yang sudah 12 tahun tinggal di area kuburan. (CNN Indonesia/Damar Sinuko)
Rembang, CNN Indonesia -- Tak sedikit masyakarat yang takut mendekati pemakaman lantaran identik dengan kesan angker dan menyeramkan. Namun persepsi itu tidak berlaku bagi Aiptu Widodo Ramelan (52), Anggota Polres Rembang, yang sudah 12 tahun tinggal di area Pemakaman Krapyak, Desa Sidowayah, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah.

Ditemani istrinya, Suyatni (49), Ramelan menjalani rutinitas dengan suasana damai dan nyaman meski di luar rumahnya terdapat ratusan nisan kuburan.

“Di sinilah tinggal saya. Angker, menyeramkan tapi bagi saya damai, nyaman kok", kata Ramelan kepada CNNIndonesia.com, Minggu (13/11).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ramelan yang saat ini menjabat Kepala Seksi Humas Polsek Lasem, sangat bersyukur dengan tempat tinggalnya. Harga rumah yang terus melambung membuat dia tak mampu membeli hunian di permukiman kampung biasa apalagi perumahan.

Ramelan mencoba berpikir realistis karena dia masih harus memikirkan biaya untuk pendidikan keempat anaknya. Beruntungnya, istri dan anak-anak menerima keputusan yang diambil Ramelan dengan tinggal di area kuburan.

"Saya harus realistis sesuai kemampuan. Dapatnya di sini ya di sini. Banyak yang menertawakan, meledek saya jadi penjaga kubur, ya saya terima,” katanya.

Suyatni, istri Ramelan, mengaku sempat terkejut dengan langkah Ramelan yang akan mengajak hengkang keluarga dari asrama ke rumah di area kuburan.

"Saya tadinya ya gimana, tapi saya raba, saya percaya suami saya dan harus menurut. Semua mengalir saja", kaya Suyatni.

Aiptu Widodo Ramelan dan istrinya Suyatni di rumahnya yang ada di pemakaman Krapyak Rembang. (CNN Indonesia/Damar Sinuko)Aiptu Widodo Ramelan dan istrinya Suyatni di rumahnya yang ada di pemakaman Krapyak Rembang. (CNN Indonesia/Damar Sinuko)

Beberapa nisan di bagian belakang rumah terlihat begitu dekat dengan Ramelan dan keluarga. Ramelan menjelaskan, nisan tersebut adalah makam orang tua dan kerabatnya.

"Di sini makam ayah saya, juga ibu saya. Sebelahnya ada kakak dan adik nenek saya. Saya rawat dan bersihkan,” tutur Ramelan.

Melihat kondisi Ramelan, Kapolres Rembang Ajun Komisaris Besar Sugiarto ingin agar anak buahnya itu bisa pindah ke Bhayangkara Residence, kompleks perumahan yang tengah dibangun oleh Polres Rembang untuk anggota yang belum memiliki rumah tinggal sendiri.

"Kalau lihat anak buah begini kan kami prihatin. Makanya saya langsung ajak Pak Ramelan pindah ke Bhayangkara Residence yang harganya murah,” ujar Sugiarto.

Perumahan Bhayangkara Residence merupakan rumah dengan tipe 45 dan luas tanah 120 meter persegi, dijual dengan harga Rp125 juta. Padahal tipe yang sama di Rembang harganya sekitar Rp270 juta.

Lokasinya berada di Desa Sendangagung, Kecamatan Kaliori, atau berjarak 4,1 kilometeri dari Mapolres Rembang dengan waktu tempuh 8 menit..

Sugiarto menambahkan, pembangunan perumahan itu mendukung program sejuta rumah Presiden Jokowi dan Program Kapolri Jendral Tito Karnavian yaitu profesional, modern, terpercaya (Promoter) dalam hal kesejahteraan anggota Polri.

"Saat ini pembangunan masih berlangsung sebanyak 80 unit dan peminatnya cukup banyak. Namun prioritas bagi yang benar-benar butuh. Harapan kami anggota bisa menempati tempat tinggal yang layak," ujar Sugiarto.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER