Kapolri Sebut Pengusung Makar Duduki DPR Saat Demo 411

Tiara Sutari | CNN Indonesia
Minggu, 27 Nov 2016 13:39 WIB
Kapolri Jenderal Tito Karnavian menyebut ada pendompleng yang mengagendakan makar pada aksi 4 November lalu, namun bukan dari GNPF MUI.
Kapolri Jenderal Tito Karnavian menyebut ada pendompleng yang mengagendakan makar pada aksi 4 November lalu, namun bukan dari GNPF MUI. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kapolri Jendral Tito Karnavian menyatakan ada kelompok tertentu yang mengusung agenda makar di balik demonstrasi 4 November lalu. Dia menyebut agenda makar itu dilakukan dengan cara menduduki DPR RI.

"Mereka ingin menggulingkan Presiden dengan cara menduduki DPR," kata Tito di kantor Pusat PBNU, Jakarta, Minggu (27/11).

Pada 4 November lalu, Aksi Bela Islam II digelar di depan Istana Negara, Jakarta. Setelah dibubarkan oleh aparat keamanan lantaran semakin malam dan situasi tak terkendali, massa aksi pindah lokasi. Mereka mendatangi Gedung DPR RI dan bermalam di sana.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun Tito memastikan agenda makar itu bukan diprakarsai oleh Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF MUI).

Agenda aksi GNPF MUI, kata Tito, sepenuhnya terkait dengan tuntutan agar proses hukum terhadap Gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki Tjahaja Purnama segera dilakukan. Ahok ketika itu belum berstatus sebagai tersangka dalam kasus dugaan penistaan agama.

"Ada agenda lain selain bela Islam, tapi saya tidak pernah sekalipun menuduh teman-teman yang melakukan Aksi Bela Islam adalah yang melakukan makar," ujar Tito.

Dia mengatakan, massa aksi yang berjumlah ratusan ribu orang itu dapat dimanfaatkan oleh kelompok tertentu untuk melancarkan kepentingannya. Tito menyebut kelompok itu berusaha mendompleng aksi tersebut dengan isu lain.

Tito menegaskan, GNPF MUI tidak terlibat dalam aksi makar itu. Sebab menurutnya, sebelum aksi unjuk rasa digelar, beberapa tokoh gerakan tersebut telah diajak berbicara olehnya.

"Saya sudah bicara dengan GNPF MUI, dengan Habib dan semua komponen, saya dialog, mereka sepenuhnya meminta agar kasus Pak Ahok diproses, tak ada agenda lain," ujarnya.

Sementara Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj mengatakan pada aksi 4 November lalu, ada kelompok yang bermaksud menggulingkan pemerintahan. Mereka melakukan provokasi dengan dalih memanjatkan doa.

Namun, Said berpendapat, kelompok tersebut bukan bagian dari massa yang memang berniat melakukan aksi bela Islam.

"Saya dengar ada yang teriak 'turunkan laknat Jokowi' bukan menyebut (nama) Ahok, tapi itu bukan massa unjuk rasa, saya tahu itu," kata Said.

Berdasarkan pantauan CNNIndonesia.com saat demonstrasi 4 November lalu, massa memenuhi depan Gedung DPR/MPR sekitar pukul 21.00 WIB. Sebagian dari massa adalah pedemo di depan Istana Kepresidenan di hari yang sama.
Salah seorang pengunjuk rasa yang enggan menyebutkan namanya menuturkan, kehadiran mereka di DPR/MPR RI dikarenakan aspirasi mereka tak didengar oleh pemerintah.

Pimpinan Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab yang juga pendiri GNPF MUI, turut hadir dalam demo depan Gedung DPR/MPR. Dia mengajak organisasi massa pimpinannya untuk melanjutkan orasi, usai melaksanakan shalat subuh.

Namun, sebelum subuh massa bubar, setelah sebelumnya bertemu dengan Ketua MPR Zulkifli Hasan, dan sejumlah anggota DPR. Pertemuan antara wakil rakyat dengan delapan perwakilan pedemo itu berlangsung selama 1,5 jam, sejak pukul 02.00 WIB.
Seusai pertemuan, Zulkifli Hasan dan Anggota Komisi III DPR RI Sufmi Dasco Ahmad dan Aboe Bakar Alhabsyi meninggalkan lokasi menumpang mobil komando yang biasa dipakai oleh Rizieq Shihab.

(pmg/yul)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER