Jakarta, CNN Indonesia -- Sekretaris Kabinet Pramono Anung menyatakan acara serah terima jaga pasukan pengamanan presiden (Paspampres) tetap akan digelar seperti biasa meski pada Sabtu (11/12), acara tersebut sempat menjadi target sasaran teroris.
Sejak beberapa bulan terakhir, Presiden Joko Widodo mengeluarkan kebijakan menggelar acara pergantian jaga Paspampres secara langsung sehingga bisa disaksikan oleh masyarakat.
Acara itu berlangsung pada minggu kedua setiap bulan. Pramono berkata, teror bom tidak akan mengubah kebijakan tersebut. Namun, kewaspadaan tetap dilakukan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ancaman itu tidak serta merta mengubah itu. Agar bisa dinikmati, tetap akan dilakukan terbuka," kata Pramono di kantornya, Selasa (13/12).
Presiden membuat kebijakan tersebut untuk membuat masyarakat lebih dekat dengan Istana. Namun, hal itu dilihat sebagai kesempatan lain bagi terduga teroris yang ditangkap di Bintara, Bekasi, Jawa Barat, Sabtu lalu.
Ketiga terduga itu adalah Nur Solihin, Agus Supriyadi, dan Dian Yulia Novi. Mereka ditangkap aparat beserta barang bukti bom berdaya ledak tinggi yang ditemukan di sebuah kamar kos Dian Yulia Novi di Bintara, Bekasi.
Bom tersebut rencananya diledakkan di Istana Negara saat serah terima jaga Paspampres, Minggu (12/12).
Selain itu, Pramono juga menyatakan tidak ada perubahan sistem keamanan Kompleks Istana Negara pasca penangkapan terduga teroris di Bekasi. Pengamanan Istana berjalan seperti biasanya.
"Tidak ada penambahan pengamanan khusus di Istana. Kami percayakan seluruhnya kepada Polri, Densus 88, dan TNI," katanya.
Berdasarkan pengamatan, memang tidak ada pengetatan pengamanan Istana. Pengamanan gerbang depan kawasan Medan Merdeka Utara, Majapahit, maupun Veteran III terlihat normal.
Pramono berkata, Presiden Jokowi sudah berkoordinasi langsung dengan Kapolri Jenderal Tito Karnavian, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, Kapolda Metro Jaya Insprektur Jenderal M. Iriawan, Pangdam Jaya Mayjen Teddy Laksmana.
Koordinasi dilakukan sebelum Presiden meninggalkan Indonesia, Minggu (11/12), untuk menjalani kunjungan kerja ke India dan Iran hingga Kamis (15/12). Polri, kata Pram, menyatakan sigap mengatasi terorisme.
"Beri kepercayaan kepada Polri dan TNI bekerja sungguh-sungguh. Keinginan kami, Indonesia aman hadapi teror radikalisme dan langkah tegas diambil untuk itu, termasuk intoleransi," tuturnya.
(wis/obs)