Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Argo Yuwono menyebut jumlah bom di kontrakan Kampung Curug, Babakan, Setu, Tangerang Selatan, cukup banyak.
Sudah enam kali ledakan terdengar untuk mengurai ransel berisi bom. Namun sejauh ini lokasi penggerebekan belum dinyatakan steril.
"Ada banyak (bom), sudah enam kali diledakkan tapi masih ada," kata Argo di lokasi penggrebekan, Tangerang Selatan, Banten, Rabu (21/12).
Argo tak menyebut jumlah pasti. Namun, kata dia, setelah enam kali penguraian, tim penjinak bom belum juga selesai melakukan sterilisasi lokasi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat ini siapapun tak diizinkan masuk ke kamar kontrakan terduga teroris, kecuali tim penjinak bom.
Karena itu tiga jenazah terduga teroris yang ditembak pagi tadi, belum dipindahkan. Jenazah akan dievakuasi ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati untuk kepentingan identifikasi.
Sebelumnya, Kepala Polri Jenderal Tito Karnavian menyebut empat terduga teroris yang ditindak Detasemen Khusus 88 Antiteror di Curug memiliki hubungan dengan anak buah pelaku Bom Bali, Dulmatin alias Djoko Pitono. Tito menuturkan hal itu saat meninjau tempat kejadian perkara.
"Kelompok ini terkait dengan salah satu anak buah Dulmatin. Namanya Abu Haikal. Dia ditahan di LP Cipinang, Jakarta," tutur Tito.
Tito, mantan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme, mengatakan para terduga teroris di Tangerang Selatan itu, masing-masing bernama Adam, Omen, Irwan dan Helmi, pernah dipidana karena kasus kekerasan. Saat mendekam di LP Cipinang itulah, kata Tito, satu dari empat orang itu bertemu dengan Abu Haikal.
Berdasarkan catatan, Polri menyebut Dulmatin sebagai tokoh senior Jamaah Islamiyah di kawasan Asia Tenggara. Sempat buron setalah Bom Bali, pada tahun 2010 Dulmatin tewas saat menghindari penangkapan polisi di Pamulang, Tangerang.
(pmg/abm)