Jakarta, CNN Indonesia -- Nama Bahrun Naim kembali disebut polisi sebagai sosok di balik rencana serangan teror di Indonesia. Kali ini, nama anggota Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) asal Indonesia itu disebut menjalin komunikasi secara langsung dengan empat terduga teroris yang diamankan di Tangerang Selatan, Banten, pada Rabu (21/12).
Kepala Polri Jenderal Tito Karnavian mengatakan, kelompok terduga teroris di Tangerang Selatan yang diawaki Adam Noor Syam, Omen alias Juhaiman, Irwan alias Irawan, dan Helmi alias Hilmi itu, merupakan sel kecil bentukan Bahrun Naim.
Menurutnya, meskipun bergabung dalam organisasi pimpinan Aman Abdurahman Jamaah Anshar Daulah (JAD), kelompok terduga teroris ini memiliki jalur untuk berkomunikasi secara langsung dengan Bahrun Naim.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"(Teroris Tangerang Selatan) tetap jaringan lama, terkait dengan Bahrun Naim. Ini cuma sel-sel kecil saja," kata Tito di Silang Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat, Kamis (22/12).
Menyoal sepak terjang Bahrun Naim dalam pembentukan jaringan teroris di Indonesia, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal Rikwanto mengatakan diperlukan cara penanganan khusus.
Saat ini, kata dia, polisi mencari cara untuk memotong jalur komando dari Bahrun Naim kepada pengikutnya di Indonesia. Ia menambahkan, sejauh ini Tim Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri baru bisa melakukan penangkapan terhadap jaringan Bahrun Naim yang sudah memiliki rencana serangan teror.
"Sekarang Bahrun Naim ada di Suriah, dia punya cara tersendiri (melakukan teror) dengan sel-sel yang tersebar di Indonesia yang tadinya diam tapi sekarang mulai bergerak. Untuk itu sebelum kejadian kami lakukan penangkapan," tutur Rikwanto.
Nama Bahrun Naim sudah berulang kali disebut berada di balik rencana serangan teror di Indonesia. Sepanjang 2016 saja, setidaknya ada lima serangan teror yang disebut polisi didalangi oleh Bahrun Naim.
Kelima peristiwa itu adalah aksi teror di kawasan Jalan MH Thamrin pada 14 Januari, serangan bom bunuh diri di Markas Polres Kota Surakarta pada 5 Juli, aksi teror bom di Gereja Katolik Stasi Santo Yosep Medan pada 28 Agustus, serangan teror di Pos Polisi Tangerang pada 20 Oktober, dan terakhir serangan bom molotov di halaman salah satu gereja di Samarinda pada 13 November.
Nama Bahrun Naim kembali disebut, dua pekan lalu (11/10). saat polisi berhasil membekuk seorang terduga teroris yang telah merencanakan teror di Istana Negara. Penangkapan dilakukan di Bintara, Bekasi, sehari sebelum aksi teror.
(wis/rdk)