Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Bagian Mitra Biro Penerangan Masyarakat Polri Komisaris Besar Polisi Awi Setiyono menyebut tiga terduga teroris yang ditangkap di Bekasi, Jawa Barat, Sabtu pekan lalu, tidak mengincar objek vital lain selain Istana Negara.
Awi mengulang informasi serupa yang diberikan kepolisian sesaat setelah penangkapan. Kepastian target teror itu diutarakan Awi setelah sejumlah pemeriksaan terhadap para terduga teroris tersebut.
"Sementara ini belum ada indikasi target lain. Yang kami anggap instansi objek vital nasional ternyata memang Istana Negara," ujarnya di Jakarta, Selasa (13/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tiga terduga teroris yang ditangkap itu adalah bernama Nur Solihin (NS), Agus Supriyadi (AS), dan Dian Yulia Novi (DYN).
Polri menyatakan mereka tergabung dalam jaringan Bahrun Naim, warga Indonesia yang berafiliasi dengan ISIS.
Awi mengatakan, tiga terduga teroris itu diduga sudah memiliki rencana matang untuk meledakkan bom itu di Istana Negara. Bom tersebut, kata Awi, akan diledakkan Ahad kemarin.
"Skenarionya memang pagi itu MNS dan AS mengantar saudari DYN ke masjid Istiqlal. Dari situ DYN diturunkan, berjalan kaki menuju objek yang akan diledakan," kata Awi.
Awi berkata, bom rakitan berbentuk penanak nasi itu mirip dengan bom panci di Poso, Sulawesi Tengah.
Sementara itu, polisi masih mendalami target tiga terduga teroris itu. Awi berkata, para tersangka itu ingin menebarkan ketakukan di masyarakat dan menunjukkan eksistensi ISIS.
Selain tiga NS, AS, dan DYN, kepolisian dalam waktu yang hampir bersamaan juga menangkap empat terduga teroris lain di sejumlah daerah.
Mereka adalah SY alias Abu Izzah di Karanganyar, KF di Ngawi, APM di Solo dan WP di Klaten.
(abm/asa)