Jakarta, CNN Indonesia -- Banjir kembali melanda sejumlah daerah di Bima, Nusa Tenggara Barat, akibat hujan lebat yang turun pada hari ini, Jumat (23/12), sejak pukul 11.30 Wita. Wali Kota Bima Qurais Abidin telah menetapkan masa tanggap darurat selama 14 hari di wilayah administrasinya.
Hujan lebat sejak siang tadi menyebabkan debit sungai Paruga naik kembali. Akibatnya, sebagian permukiman di Jatiwangi, Pena To'i, Lewi Rato, Rabasalo, Paruga, Tanjung dan Dara, kembali tergenang banjir.
Banjir yang berlangsung hari ini tidak sebesar pada Rabu (21/12/2016). Namun, di sejumlah daerah seperti Pena To'i, banjir hari ini membuat warga sekitar harus dievakuasi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sebagian warga yang kembali mengungsi merasa khawatir banjir akan tinggi lagi. Mereka diungsikan ke sejumlah tempat seperti Masjid Baitul Hamid dan Masjid Agung Kota Bima," kata Kepala Pusat data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan pers yang diterima
CNNIndonesia.com, Jumat (23/12).
Sutopo melanjutkan, sejumlah instansi terkait terus melakukan penanganan darurat pascabanjir. Wali Kota Bima Qurais Abidin telah membentuk Pos Komando Tanggap Darurat Banjir Kota Bima setelah menggelar rapat koordinasi tadi pagi.
Pos Komando Tanggap Darurat Banjir Kota Bima berada di kantor Wali Kota Bima. Komandan Posko dijabat oleh Sekretaris Daerah Kota Bima. Selain itu, Qurais juga menetapkan status keadaan darurat selama dua minggu, terhitung dari Kamis (22/12) hingga 4 Januari 2017.
BPBD Kota Bima juga masih melakukan pendataan. Sampai hari ini tercatat 6 kecamatan yang terdampak banjir yaitu Kecamatan Empunda, Rasanae Timur, Asa Kota, Raba, Rasanae Barat, dan Rasanae.
Selain itu, PLN telah memberitahukan kepada BPBD bahwa pasokan listrik ke Kota Bima untuk sementara dipadamkan karena banjir sudah mulai masuk ke Gardu Induk Bima. Listrik dipadamkan untuk sementara waktu pada pukul 12.00 Wita untuk menjaga keamanan dan keselamatan warga.
Mengenai data kerusakan, BPBD Kota Bima melaporkan terdapat 593 rumah rusak berat, 2.400 rumah rusak sedang, 16.226 rumah rusak ringan.
"Belum ada laporan korban jiwa meninggal. Kemarin, anak yang sempat dilaporkan hilang telah berhasil ditemukan dalam kondisi selamat," ujar Sutopo.
Bantuan terus dikirim ke Kota Bima. Sutopo mengatakan. BNPB memberikan bantuan dana siap pakai untuk operasional posko dan personil.
"Tim Reaksi Cepat BNPB terus mendampingi BPBD dalam penanganan darurat, baik bantuan pendanaan, logistik, peralatan, manajerial dan tertib administrasi," Sutopo menuturkan.
Gubernur NTB menyerahkan 1.100 dus mi instan, 1100 dus air mineral, 50 dus biskuit, 480 paket lauk-pauk, 480 lembar terpal, 480 buah matras dan 480 buah selimut serta 3 ton beras.
Operasi penanggulangan pascabanjir Bima melibatkan banyak instansi seperti BPBD, BNPB, TNI, Polri, Tagana, PMI, Basarnas, Kementerian Kesehatan, Kementerian Sosial, Kementerian PU Pera, SKPD, relawan dan masyarakat.
Sutopo mengatakan, kebutuhan mendesak sampai hari ini adalah makanan siap saji, pakaian, selimut, air bersih, air mineral, tenda, matras, pelayanan medis dan obat-obatan, peralatan kebersihan seperti sapu, kain pel, sekop dan lainnya untuk membersihkan lumpur.
(wis/yul)