Bogor, CNN Indonesia -- Presiden Joko Widodo menyajikan makanan kaki lima kepada jajaran menteri dan kepala lembaga negara yang tengah mengikuti sidang kabinet di Istana Kepresidenan Bogor, hari ini, Rabu (4/1). Para pedagang yang diundang Presiden untuk 'mangkal' di istana, sedikit bercerita soal kebiasaan jajan anak-anak Presiden.
Suasana di kawasan dalam Istana Bogor pada hari ini memang cukup berbeda. Istana yang biasanya terlihat formal, pada pagi tadi justru diramaikan oleh hilir mudik para pedagang kaki lima.
Para pedagang datang berseragam batik. Mereka diminta untuk menyiapkan makan siang kepada para menteri dan kepala lembaga negara mengikuti sidang kabinet.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para pedagang beserta gerobak makanannya dibawa dengan mobil
pick-up putih. Tampak gerobak pedagang nasi goreng, satai, dan sekoteng.
Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengatakan, semua pedagang yang datang sepenuhnya berdasarkan permintaan langsung dari Presiden Jokowi.
Rohman, salah satu pedagang nasi goreng yang dipanggil pihak istana mengatakan, hari ini kali kedua dirinya berjualan dalam kompleks Istana Bogor.
Kesempatan pertama terjadi di pengujung tahun lalu. Saat itu ia menyajikan mie goreng dan mie kuah.
Rohman bercerita, ia diundang setelah sehari sebelumnya bertemu langsung dengan Presiden Joko Widodo.
"Kemarin saya bertemu Pak Jokowi langsung. Pas keluar kediaman, beliau bilang, 'ini sudah siap dipesan?' Yang pesan anaknya yang cowok," kata Rohman.
Cerita Rohman tak berhenti di situ. Ia juga mengungkapkan kebiasaan putri Presiden Jokowi, Kahiyang Ayu. Menurutnya, Kahiyang cukup sering jajan makanan dari pedagang kaki lima yang biasa mangkal di sekitar Istana Bogor.
Saking seringnya, kata Rohman, Kahiyang Ayu bahkan memiliki penjual nasi goreng langganannya. Pedagang itu bernama Latif.
"Sebenarnya anak-anak Pak Jokowi sering pesan nasi goreng. Tapi yang datang pesan orang lain," ucap Rohman.
Hari ini, Latif termasuk salah satu pedagang yang dibawa ke Istana Bogor. Menurut Rohman, ini sudah ketiga kalinya Latif menjajakan makanan di Istana.
Perbincangan dengan Rohman tak berlangsung lama. Sebab ia harus kembali melayani permintaan tamu. Suara piring terdengar berdentang-dentang.
(wis/asa)