Rizieq Shibab Tuding Megawati Menistakan Agama Islam

CNN Indonesia
Senin, 16 Jan 2017 12:50 WIB
Rizieq Shihab menuding Ketua Umum PDI Megawati menistakan agama Islam dalam pidato ultah PDIP ke-44, pekan lalu. Rizieq klaim menyimpan bukti pidato.
Ketua Umum PDIP Megawati bersama Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla dalam HUT PDIP ke-44. (CNN Indonesia/Andry Novelino)
Jakarta, CNN Indonesia -- Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shibab meminta aparat memproses hukum Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati.

Rizieq menilai Megawati telah menistakan agama Islam saat berpidato dalam perayaan hari ulang tahun (HUT) ke-44 PDIP, yang digelar di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta, Selasa (10/1).

"Kami minta ibu Megawati diperiksa. Ini negara bukan milik Megawati, ini negara bukan milik seorang," kata Rizieq dari atas mobil orasi, Senin (16/1).
Rizieq menjelaskan bahwa Indonesia merupakan negara hukum. Oleh karena itu siapa pun yang melanggar hukum harus diproses secara hukum.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini soal hukum, harus diproses," kata Rizieq.

Sayangnya Rizieq tidak menjelaskan secara rinci bagian mana dari pidato Megawati yang dituding menista agama. Namun ia mengklaim sudah memiliki rekaman pidato tersebut dalam bentuk CD (compact disc).

Tudingan Rizieq terhadap Megawati sempat dia ungkapkan saat bertemu Wakil Ketua DPR Fadli Zon pekan lalu.

"Maka itu kami sesalkan, mendengarkan ceramah salah satu pimpinan partai politik ‎kemarin yang menyinggung ideologi tertutup yang ‎kemudian mencoba untuk menghadapkan agama Islam dengan Pancasila. Ini sangat kami sesalkan. Padahal Pancasila dan agama Islam tidak perlu ada yang diperdebatkan dan diperselisihkan, karena Pancasila itu sendiri diambil dari ajaran Islam, itu menurut keyakinan kami umat Islam," kata Rizieq, Rabu (11/1) lalu.

Dalam pidatonya, Megawati menyoroti kelompok-kelompok antikeberagaman. Dia menyebut pemimpin kelompok semacam ini sebagai pemuncul isu konflik bernuansa suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA).
"Tidak hanya itu, mereka benar-benar antikebhinnekaan kita, itulah yang muncul dengan berbagai persoalan SARA akhir-akhir ini," kata Megawati.

Megawati menggolongkan kelompok-kelompok itu sebagai penganut ideologi tertutup, bertentangan dengan Pancasila sebagai ideologi terbuka, yang selalu relevan dengan perkembangan zaman. Pemimpin kelompok berideologi tertutup itu mengklaim diri sebagai peramal yang serba tahu masa depan.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER