Jakarta, CNN Indonesia -- Dua pejabat utama Markas Besar Polri akan menemui massa Front Pembela Indonesia (FPI) yang rencananya menggelar demonstrasi di depan Markas Besar Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan pada siang hari ini, Senin (16/1).
Dua pejabat utama Mabes Polri itu adalah Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal Rikwanto dan Kepala Pelayanan Markas Polri Komisaris Besar Budi Widjanarko.
"Saya yang akan menemui sama Kepala Yanma," kata Rikwanto saat dihubungi, Senin (16/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, turut mendampingi Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Raden Prabowo Argo Yuwono. Massa FPI akan dimediasi di Gedung Badan Pemelihara Keamanan (Baharkam) Polri.
Kapolri Jenderal Tito Karnavian tidak akan menemui para pedemo karena mengikuti rapat pimpinan awal tahun bersama Tentara Nasional Indonesia (TNI) di Markas TNI, Cilangkap, Jakarta Timur.
Massa FPI akan diberikan waktu menggelar demonstrasi di depan Markas Besar Polri hingga pukul 18.00 WIB, sesuai ketentuan yang diatur undang-undang.
Situasi terkini di Mabes Polri, sejumlah langkah pengamanan dan pengawalan telah disiagakan untuk menyambut massa FPI yang masih berkumpul di Masjid Al-Azhar saat ini.
Langkah pengamanan yang telah dilakukan di antaranya adalah dengan menyiagakan sekitar 2.800 personel gabungan TNI dan Polri. Sebanyak lima unit mobil barracuda dan tiga unit mobil water canon juga telah diparkir di sekitar Mabes Polri.
Polisi juga mengerahkan puluhan polisi wanita dan anggota Korps Wanita TNI Angkatan Darat. Mereka berjaga di depan gedung Baharkam Polri.
Polisi juga telah melakukan upaya antisipasi kemacetan arus lalu lintas di sekitar Mabes Polri. Kendaraan umum yang keluar dan mengarah ke Terminal Blok M pun diminta untuk tidak berhenti di sekitar Mabes Polri terlalu lama.
Dalam demonstrasi hari ini, massa FPI menuntut Kapolri segera mencopot Inspektur Jenderal Anton Charlian dari jabatan Kapolda Jawa Barat.
FPI berpendapat, Anton telah membiarkan insiden penyerangan dan penganiayaan terhadap FPI yang dilakukan kepada Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI).
FPI mendesak kepolisian mengusut tuntas kasus penganiayaan tersebut dan menangkap aktor intelektual yang berada di balik bentrokan.