Jakarta, CNN Indonesia -- Meriah. Kata yang tepat menggambarkan gaya Presiden Joko Widodo menyambut tamu negara. Ratusan pasukan dan anak kecil dipersiapkan bagi petinggi negara sahabat. Lagu-lagu wajib nasional dan dentuman meriam turut meramaikan penyambutan.
Penyambutan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, contohnya. Abe bersama Istri, Akie Abe diarak dengan mobil Limousine berplat JAPAN sebelum masuk Istana Bogor.
Mereka dikawal puluhan pasukan
marching band, 12 anggota pasukan berkuda dari Detasemen Kavaleri Berkuda (Denkavkud) TNI AD dan Pasukan Pengawal Presiden (Paspampres) yang berpakaian adat dari 34 provinsi di Indonesia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bukan hanya itu, rusa-rusa yang menjadi ciri khas Istana Bogor tak lupa dipersiapkan untuk 'menyambut' Abe di sana. Kerajinan tangan dan tarian daerah juga dipersiapkan untuk menghibur Abe dan Akie selama berada di Bogor.
Kemeriahan itu ternyata hal yang biasa bagi Kepala Sekretariat Presiden Darmansjah Djumala. Menurutnya, seluruh prosesi penyambutan itu sesuai dengan teori keprotokolan negara.
Ia mengatakan, perlakuan yang diberikan Jokowi kepada tamu negara berbeda-beda. Penyambutan yang sangat sederhana hingga spektakuler dipengaruhi tujuan dan jenis kunjungan ke Indonesia.
Berdasarkan teori keprotokolan negara, kata Djumala, ada tiga tingkatan jenis kunjungan kepala negara atau kepala pemerintahan ke Indonesia, yakni kunjungan kerja, kunjungan resmi, dan kunjungan kenegaraan.
Ragam KunjunganDjumala mengatakan, kunjungan kerja (
working visit) adalah saat seorang kepala negara atau pemerintahan datang untuk membicarakan hal-hal teknis dan bersifat spesifik.
Sang pimpinan biasanya hanya didampingi dua menteri terkait saat kunjungan kerja ke Indonesia. Sehingga, penyambutan dilakukan sangat sederhana.
"
Treatment-nya datang, kemudian diterima (Presiden), diskusi meja bundar kecil. Setelah itu makan siang informal. Tidak pakai lilin, bunga, dan musik," kata Djumala ketika berbincang dengan
CNNIndonesia.com.Contoh kunjungan kerja ini, kata Djumala, adalah saat Perdana Menteri Malaysia Najib Razak pada 11 Oktober 2015 di Istana Bogor. Keduanya membahas rencana pembelian lahan sawit dan penanganan kabut asap di Indonesia.
Berikutnya adalah kunjungan resmi (
official visit) dan tingkatnya di atas kunjungan kerja. Dalam kunjungan jenis ini, kepala negara atau pemerintahan sahabat biasanya membawa banyak menteri dan sejumlah delegasi resmi seperti pengusaha karena ruang lingkup pembahasan mulai luas.
Penyambutan pun dipersiapkan meriah. Contohnya kehadiran Abe pekan lalu. Ia membawa sejumlah menteri dan 30 pejabat tinggi eksekutif (CEO) bertemu Jokowi.
Perdana Menteri Jepang H.E Shinzo Abe dan Ny. Akie Abe mengunjungi Presiden Joko Widodo di Istana Bogor. (CNN Indonesia/Panca Syurkani/pool) |
Jokowi dan Abe membahas banyak isu seperti kereta semi-cepat, investasi irigasi dan konservasi pantai, pembangunan pelabuhan Patimban (Kabupaten Subang), kemaritiman, hingga pengembangan nuklir dan rudal Korea Utara.
Berbagai prosesi dilakukan untuk menyambut kedatangan Abe. Namun, kemeriahan akhir pekan lalu disebut masih protokol terbatas.
"Kemarin di Bogor itu biasa. Di
airport tidak ada penyambutan, dentuman hanya 19 kali,
culture of performance-nya juga cuma satu," ucap Djumala.
Agenda Iriana dan Akie melihat-lihat kerajinan tangan di Istana, kata Djumala, tak bisa disebut
Spouse Program. Menurutnya, itu untuk mengisi waktu ketika sang suami sedang
Veranda Talk. Spouse Program dan kemeriahan sesungguhnya dapat dlihat dalam kunjungan kenegaraan (
state visit).
Kunjungan ini merupakan yang tertinggi dan terbesar. Perbedaan penyambutan secara teori akan terlihat signifikan. Mulai dari penyambutan di landasan udara, jumlah dentuman, penampilan khas daerah, hingga agenda khusus kedua Ibu Negara.
"Di
airport pakai tari-tarian, bunga, dan bendera. Dentumannya 21 kali.
Performance-nya besar-besaran. Ibu negara juga keluar sendiri," kata Djumala.
Ia menuturkan, saat pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono, biasanya seluruh petinggi kunjungan kerja diwajibkan mengenakan
dress code black tie (jas berdasi kupu-kupu) saat makan malam resmi di Istana. Namun, hal ini tak diwajibkan saat era Jokowi.
Penyambutan ini berbeda karena pembahasan kunjungan kenegaraan sudah sangat besar. "Ada
strategic partnership,
issues, dan
agreement. Jauh lebih luas lagi," tegasnya.
Contohnya saat menyambut Presiden Ukraina Petro Poroshenko Agustus 2016 lalu. Ia dan Jokowi menandatangani nota kesepahaman bidang pertahanan, pertanian, pendidikan diplomatik, serta bebas visa diplomatik dan dinas.
Tiga hari di Indonesia, Petro dan Marlina, istrinya, berkunjung ke Yogyakarta dan Bali guna bertemu Sri Sultan Hamengku Buwono X dan Gubernur Bali terkait kerja sama ekonomi. Ini merupakan kunjungan pertama dalam 20 tahun terakhir.
 Presiden Joko Widodo, bersama anak-anak berpakaian adat Indonesia, menyambut Presiden Ukraina Petro Poroshenko di Istana Negara. (CNN Indonesia/Christie Stefanie) |
FleksibelDjumala menegaskan, seluruh prosesi bagi ketiga jenis kunjungan bersifat fleksibel dan tak harus dilakukan mutlak sesuai teori keprotokolan. Menurutnya, semua tergantung pada kondisi di lapangan dan negara masing-masing.
Menurutnya, tak memerlukan waktu lama mempersiapkan kelengkapan penyambutan. Tidak ada standar pasti mengenai pemberitahuan kedatangan pimpinan negara ke Indonesia. Ia menceritakan, ada yang memberi tahu seminggu, sebulan, hingga setahun sebelum kedatangan.
"Seperti waktu Singapura ke sini, cuma seminggu. Kalau besar, biasanya dua tiga bulan,
confirmed. Tapi kalau pengaturan bulannya bisa setahun sebelumnya," tuturnya.
Dalam masa persiapan, biasanya ia paling sering bernegosiasi mengenai pengamanan dengan negara tamu. Seperti Abe, perwakilan Jepang meminta agar sejumlah pasukan pengamanan mereka turut menjaga bersama Paspampres Indonesia.
"Pengamanan di Indonesia kan kami yang bertanggung jawab, percayakan kepada kami. Akhirnya, (pasukan pengamanan) Abe cuma dua boleh masuk," katanya.
Menurutnya, hanya masalah pengamanan yang selama ini menjadi perhatian dan paling sering didiskusikan jelang menerima kunjungan tamu negara.