KSAU Baru Janji Pengadaan Alutsista Akan Transparan

CNN Indonesia
Rabu, 18 Jan 2017 14:09 WIB
Transparansi pengadaan alutsista dapat meningkatkan kekuatan udara sehingga bisa melaksanakan terbang dengan aman dan terhindar dari kecelakaan.
Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Hadi Tjahjanto. (CNN Indonesia/Christie Stefanie)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Staf Angkatan Udara yang baru, Marsekal TNI Hadi Tjahjanto berjanji akan mengawasi dan membuat proses pengadaan alat utama sistem senjata (alutsista) menjadi transparan. Hadi pun mengatakan akan turun ke lapangan untuk memastikan transparansi tersebut.

"(Dengan transparansi) maka seluruh kekuatan udara bisa melaksanakan terbang dengan aman, terhindar dari kecelakaan pesawat terbang," kata Hadi di Istana Negara, Jakarta, Rabu (18/1).

Hadi mengatakan, dirinya pun akan mengevaluasi alasan terjadinya beberapa kecelakaan pesawat TNI AU bersama Panitia Penyidik Kecelakaan Pesawat Udara (PPKPU) Mabes TNI AU. Hasil temuan PPKPU nantinya dijadikan bahan koreksi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mantan Inspektur Jenderal Kementerian Pertahanan itu berkata, pembenahan manajemen dari tingkat atas ke bawah menjadi salah satu cara mengantisipasi terjadinya kecelakaan pesawat udara atau helikopter.

Pembenahan akan dimulai dari manajemen pengadaan barang, manajemen pembinaan latihan, manajemen pengarahan, hingga manajemen komandan kepada satuan bawah.

"Itu harus melekat. Apabila manajemen dilaksanakan dengan baik, saya berkeyakinan accident itu bisa dihindari," ucapnya.

Sepanjang tahun 2016, sudah lima kali pesawat milik TNI jatuh, dua di antaranya adalah milik TNI AU. Akibatnya, puluhan prajurit mulai dari tantama hingga kolonel meninggal dunia.

Pertama, pesawat Hercules C 130 A-1334 hibah dari RAAF (Royal Australia Armed Forces) milik TNI AU jatuh di Wamena, Papua, Minggu (18/12/2016). Usia peremajaan pesawat tersebut padahal belum sampai satu tahun.

Insiden tersebut menyebabkan 13 orang meninggal dunia, yaitu Mayor Pnb Marlon Ardiles Kawer, Kapten Pnb Hontian F. Saragih, Lettu Pnb Hanggo Fitradhi, Lettu Nav Arif Fajar Prayogi, Peltu Lukman Hakim, Peltu Suyata, Peltu Kusen, Serma Kudori, Peltu Agung Tri W, Pelda Agung S, Serma Fatoni, Serda Suyanto, dan satu penumpang Kapten Lek Rino anggota satuan radar 242/Kosek IV Hanudnas Biak.

Kedua, pesawat latih Super Tucano 3108 buatan Brasil milik TNI AU jatuh menimpa rumah warga di Jalan LA Adisucipto, Belimbing, Kota Malang, Jawa Timur, Rabu (10/2/2016). Pesawat tersebut jatuh saat uji terbang atau test flight setelah pemeliharaan pesawat tersebut yang telah menempuh 300 jam terbang.

Empat orang tewas akibat insiden tersebut, yaitu Mayor Pnb Ivy Safatillah, Serma Syaiful Arief Rakhman, pemilik rumah Irma Wahyuningtyas, dan Nurcholis, pria yang indekos di rumah Irma.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER