Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Joko Widodo menyatakan dirinya terbuka untuk bertemu dengan siapapun termasuk dengan Presiden keenam Susilo Bambang Yudhoyono, apabila telah mengajukan permintaan.
Jokowi mengingatkan, ia kerap menyampaikan akan mengatur pertemuan dengan SBY sejak sejumlah tokoh dan ketua umum partai hadir berbincang dan makan siang bersama dirinya pada tahun lalu.
"Sudah saya sampaikan bolak-balik. Waktunya akan diatur tetapi kalau ada permintaan ya," kata Jokowi di Jakarta Convention Center, Kamis (2/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia pun tak berkomentar ketika dikonfirmasi mengenai ada atau tidaknya permintaan SBY untuk bertemu dengannya. "Tanyakan ke sekretaris negara. Bukan ke saya," tuturnya.
Pernyataan itu membuat Menteri Sekretaris Negara Pratikno tertawa. Diketahui, seluruh surat yang ditujukan kepada Presiden, termasuk undangan atau permintaan bertemu akan diterima Mensesneg terlebih dahulu.
Meski mengatakan siap mengatur jika diminta, Jokowi enggan menanggapi soal pernyataan SBY mengenai dua hingga tiga orang di sekelilingnya yang menghalangi pertemuan dia dengan Ketua Umum Partai Demokrat itu.
Rabu kemarin, SBY menyatakan keinginannya berkomunikasi bahkan menemui Jokowi untuk mengklarifikasi beberapa isu, mulai dari aksi #411, rencana pengeboman Istana, dan wacana makar.
Pertemuan itu, kata SBY, untuk menghindari praduga, prasangka, dan saling curiga. Namun, ia menyebut tiga orang di dekat Jokowi melarang bertemu SBY.
Sementara itu Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Agus Hermanto menjelaskan partai Demokrat menunggu pertemuan antara Jokowi dengan SBY.
Agus menjelaskan pertemuan SBY dan Jokowi merupakan pertemuan yang sangat baik untuk dilakukan. Menurutnya SBY dan Jokowi merupakan dua orang negarawan. SBY sudah menjadi presiden selama 10 tahun dan Jokowi sedang mengemban amanah sebagai presiden.
Pertemuan itu, kata Agus, penting karena hubungan SBY dan Jokowi dianggap memanas sejak Aksi Bela Islam, dugaan makar sampai pembicaraan SBY dengan Ketua MUI Maruf Amin.
Lebih lanjut, Agus menilai jumpa media yang dilakukan SBY sangat tepat. Hal itu perlu dilakukan untuk meluruskan segala dugaan intervensi SBY pada MUI untuk mengeluarkan fatwa penistaan agama. Dugaan itu muncul saat Maruf bersaksi dalam persidangan Ahok, Selasa (31/1).
(yul)