Jakarta, CNN Indonesia -- Forum Umat Islam (FUI) menegaskan akan tetap menggelar aksi pada Sabtu (11/2), di Jakarta. Namun lokasi aksi berubah dari rencana semula, sesuai hasil koordinasi antara FUI dengan Polda Metro Jaya.
Aksi yang semula berupa
longmarch atau jalan kaki dari Monumen Nasional ke Bundaran Hotel Indonesia, kini difokuskan di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat. Aksi itu akan diisi dengan zikir dan doa bersama.
Perubahan titik aksi dilakukan karena ada dua pasangan calon gubernur DKI Jakarta yang menggelar kampanye pada hari yang sama. Hal itu disepakati untuk mencegah terjadinya gesekan antara massa aksi FUI dengan massa pasangan calon gubernur yang menggelar kampanye.
Sekretaris Jenderal FUI, Muhammad Al Khaththath mengatakan, aksi massa merupakan hak setiap warga negara yang dilindungi Undang-Undang. Ia menyebut, pihaknya telah memberi informasi kepada kepolisian terkait rencana aksi itu sejak pekan lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Tidak ada pembatalan aksi 112 karena tidak ada satu undang-undang pun yang dilanggar. Oleh karena itu, seluruh umat Islam tidak perlu ragu datang ke lokasi aksi di Jakarta,” ujar Al Khaththath di Gedung Dewan Dakwah Islamiah, Jakarta, Kamis (9/2).
Al Khaththath mengatakan, aksi 112 ditujukan untuk menyuarakan isi surat Al-Maidah ayat 51 dalam Alquran tentang kewajiban memilih pemimpin dari kalangan orang Islam. Ia juga mengatakan hal itu sesuai dengan fatwa Majelis Ulama Indonesia di Padangpanjang, Sumatra Barat, pada 26 Januari 2009 tentang Hak Pilih dalam Pemilihan Umum.
Selain itu, aksi juga dimaksud untuk mengawal kasus dugaan penistaan agama yang dilakukan Gubernur nonaktif DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
“Kami memodifikasi aksi menjadi zikir dan tausiyah untuk penerapan surat Al Maidah ayat 51 yaitu wajib pilih pemimpin muslim dan haram pilih pemimpin kafir,” ujarnya.
Selain mengawal kasus dugaan penistaan agama, aksi tersebut juga digelar untuk menyampaikan aspirasi tentang penolakan kriminalisasi ulama, penghinaan terhadap ulama, dan menjaga Pemilihan Kepala Daerah DKI.
Al Khaththath menambahkan, aksi 112 akan dimulai dengan salat Subuh berjamaah di Masjid Istiqlal. Ia mengimbau, massa di kawasan Jakarta dan sekitaranya untuk bergerak ke lokasi aksi sejak dini hari.
“Masa yang dari luar kota bisa bergerak sejak malam hari dan salat tahajud berjamaah,” ujarnya.
 Massa FUI saat aksi di Monas, Jakarta. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono) |
Tidak Ada Jaminan Aksi Sesuai RencanaAl Khaththath di sisi lain tidak bisa menjamin nantinya ada sejumlah massa yang kemungkinan berkukuh mendesak
longmarch ke kawasan Bundaran HI. Namun, FUI telah mengimbau massa tetap di Masjid Istiqlal untuk mendengarkan zikir dan memanjatkan doa bersama.
Dia mengatakan, kemungkinan aksi
long march digelar karena pada hari yang sama ada agenda rutin di Masjid Al Quran pada pukul 07.00-09.00 WIB, yaitu khataman Al Quran.
“Kalau seandainya massa di Masjid Istiqlal bersepakat (untuk
long march), kami (FUI) sudah menyampaikan pemberitahuan. Jadi itu tanggung jawab kepolisian,” ujarnya.
Ia memperkirakan, aksi 112 akan diikuti oleh sekitar 100 ribu orang yang berasal dari Jakarta dan sejumlah daerah di Indonesia. Massa itu diklaim merupakan alumni aksi serupa pada 2 Desember 2016.
“Kami mau memanggil alumni 212 yang saat itu sekitar tujuh juta orang. Tapi kami tidak tahu yang datang (pada 112) berapa,” ujarnya.
(pmg/gil)