Jakarta, CNN Indonesia -- Susilo Bambang Yudhoyono menanggapi positif pertemuan Menkopolhukam Wiranto dengan Rizieq Shihab kemarin sore (9/2).
SBY bersyukur karena Wiranto bisa mewakili pemerintah bertemu dengan para pemimpin aksi 112. Selain Rizieq, dalam pertemuan kemarin turut hadir Ketua GNPF MUI Bachtiar Nasir.
"Akhirnya dapat dilakukan pertemuan yang menyejukan, pertemuan hati antara negara dalam hal ini pemerintah dengan para pemimpin aksi damai, para pemimpin umat," kata SBY usai salat Jumat di Masjid Jamie Al Riyadh Kwitang, Jumat (10/2).
SBY juga memberikan penghargaan kepada para pemimpin aksi 112 karena sudah mengubah rencana
long march menjadi acara dzikir dan doa di Masjid Istiqlal.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini menunjukkan jiwa besar dan juga respon yang positif terhadap ajakan pemerintah untuk sama-sama menjaga situasi yang betul-betul tenang dan damai," ujarnya.
SBY berharap pertemuan tersebut menjadi suatu pertanda baik bagi hubungan pemerintah dengan umat Islam dan umat agama lain di Indonesia.
Hindari IslamophobiaKetua Umum Partai Demokrat itu juga mengharapkan pertemuan Wiranto dan Rizieq bisa menjernihkan kembali keadaan, sekaligus menghindarkan sentimen negatif masyarakat terhadap organisasi masyarakat berbasis keagamaan.
"Saya baca kemarin (pertemuan) itu tanda-tanda yang baik bahwa tidak perlu lah ada saling membenci satu sama lain, karena tidak perlu juga ada Islamophobia di negeri sendiri," kata SBY.
SBY mengapresiasi pun ucapan Rizieq terkait peneguhan sikapnya dalam menjunjung tinggi NKRI, pancasila, dan kebinekaan.
"Ini penting sekali diucapkan agar rakyat kita mendengarkan secara langsung. Sebab itu yang digulirkan seolah-olah yang melaksanakan aksi damai itu anti-NKRI, anti-pancasila, dan anti-kebinekaan," kata dia.
Keberadaan Rizieq di rumah Wiranto kemarin tak ada yang menduga sebelumnya. Kehadirannya baru diketahui setelah mereka bersiap untuk berpamitan.
Rizieq menyebut dirinya dan Wiranto merupakan kawan lama yang sudah saling mengenal sejak dulu.
"Beliau (Wiranto) lihat pandangan kami sejak dulu tidak pernah berubah," kata Rizieq di rumah dinas Menko Polhukam, kemarin.
Senada dengan Rizieq, Wiranto menyebut dirinya dan Rizieq sudah saling mengenal sejak sebelum tahun 2000. Saat itu, kata Wiranto, mereka sama-sama berjuang karena merasa prihatin dengan keadaan Indonesia pada saat sebelum reformasi.
"Saya kira waktu itu secara faktual kami bersama-sama ikut mengamankan negeri ini agar tetap selamat dari gelombang menurunnya ekonomi dunia, dan kemudian disusul gerakan reformasi yang luar biasa waktu itu," jelas Wiranto.
(gil)