E-KTP Palsu Gunakan Blanko Kartu Identitas Bekas

CNN Indonesia
Senin, 13 Feb 2017 14:00 WIB
Ada 19 foto yang digunakan pelaku pemalsuan e-KTP dari Kamboja. Fakta tersebut menunjukkan ada penggunaan foto yang sama di beberapa e-KTP palsu.
Petugas menutup 36 Kartu Tanda Penduduk (KTP) impor dari Kamboja dengan kaca. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Puluhan Kartu Tanda Penduduk Elektronik (e-KTP) palsu dari Kamboja menggunakan fisik kartu identitas bekas dan rusak. Belasan e-KTP palsu bahkan dapat dibaca datanya oleh mesin pemindai kartu.

Direktur Jenderal Kependudukan dan Catatan Sipil Kementerian Dalam Negeri Zudan Arif Fakrulloh berkata, bahan pembuatan 36 e-KTP palsu dari Kamboja berasal dari blanko kartu bekas yang umumnya terdapat di Kelurahan. Pembacaan oleh alat pemindai kartu dapat dilakukan karena blanko e-KTP bekas masih memuat chip data kependudukan pemilik asli.

"Jadi ada e-KTP palsu menggunakan e-KTP bekas yang chip-nya telah berisi data. Modusnya dengan mengganti data penduduk pada halaman pertama yang berbeda dengan data asli dalam chip atau di data center Ditjen Dukcapil," ujar Zudan di Kantor Kemendagri, Jakarta, Senin (13/2).
Sebanyak 36 e-KTP palsu yang diamankan petugas Ditjen Bea Cukai, 16 di antaranya dapat dibaca datanya oleh alat pemindai kartu. Namun, data yang terbaca berbeda dengan identitas di dalam fisik kartu palsu tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, ada 19 foto yang digunakan pelaku pemalsuan e-KTP dari Kamboja. Fakta tersebut menunjukkan ada penggunaan foto yang sama di beberapa e-KTP palsu.

"Orangnya mengisi secara manual. Ini perlu dijelaskan bahwa semua data di e-KTP palsu tak sama dengan yang ada di database. Sedangkan data di e-KTP lama sama dengan database," ujarnya.
Ada empat modus penggantian data yang dilakukan pemalsu e-KTP terhadap barang tersebut. Zudan mengungkap, pemalsuan terjadi pada kolom foto, alamat, agama, dan nama.

Umumnya pelaku memalsukan satu atau dua kolom identitas dalam e-KTP palsu. Namun, Kemendagri memastikan tak ada pemalsuan chip dan peretasan data kependudukan yang dilakukan pelaku.

"Pengisian data di e-KTP palsu dilakukan secara manual. Sampai saat ini database kita aman, tak ada kebocoran dan serangan hacker," katanya.
Dirjen Bea Cukai menemukan paket e-KTP palsu dikirim seseorang bernama Roben dari Kamboja yang diperuntukkan bagi Leo. E-KTP palsu yang dikirim dari Kamboja itu disimpan di sebuah kardus berukuran kecil.

Selain 36 e-KTP palsu, ada 32 kartu NPWP, satu buku tabungan, serta satu kartu ATM yang juga dikirim dalam paket yang sama. Semua dokumen itu diduga akan digunakan untuk kejahatan ekonomi.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER