Jakarta, CNN Indonesia --
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengaku sudah memperkirakan gerakan politik yang melibatkan Antasari Azhar. Mantan ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) itu menunjuk SBY sebagai pemrakarsa kriminalisasi terhadap dirinya.
“Sebenarnya, saya sudah lama memperkirakan hal ini akan terjadi," kata SBY dalam jumpa pers di rumahnya, seperti dikutip ANTARA, Selasa (14/2).
Bahkan, mantan presiden keenam tersebut mengklaim sudah sejak dua bulan lalu mendapatkan peringatan dari orang-orang terdekatnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Ada lah saudara-saudara dan sahabat-sahabat saya yang juga mengingatkan saya 'awas pak SBY sepertinya akan ada gerakan politik yang menggunakan Antasari untuk menyerang dan mendeskreditkan pak SBY' Dan hal itu benar terjadi hari ini," tuturnya didampingi putranya, Edi Baskoro Yudhoyono dan sejumlah kader Partai Demokrat.
Sebelumnya, Selasa siang, Antasari menyambangi Kantor Bareskrim, Mabes Polri, sekitar pukul 11.20 WIB. Ia menyebut, SBY telah merekayasa kasusnya yang mengakibatkan dirinya divonis 18 tahun penjara atas tuduhan pembunuhan berencana terhadap direktur PT Putra Rajawali Banjaran, Nasrudin Zulkarnaen.
Antasari juga menyebutkan bahwa CEO MNC Group Hari Tanoe telah diperintah dari Cikeas untuk memintanya tidak menahan Aulia Pohan, besan SBY, yang kala itu terkait kasus korupsi.
"Dengan tegas saya menyatakan tuduhan itu sangat tidak benar. Tuduhan itu tanpa dasar. Tuduhan itu liar,” imbuh SBY.
Tak cuma itu, SBY juga mengatakan, pernyataan Antasari tersebut sebagai kampanye hitam di jam-jam terakhir sebelum Pilkada DKI untuk menjatuhkan nama Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang mencalonkan diri sebagai gubernur DKI Jakarta.
"Saya harap, penegak hukum mengungkap fakta, data dan kebenaran dengan gamblang,” tegas SBY.