Jakarta, CNN Indonesia -- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama meminta warga korban banjir di Cipinang Melayu, Jakarta Timur untuk segera mengurus sertifikat tanah mereka. Ahok mengatakan, jika banjir bisa ditanggulangi, maka banyak pengembang properti yang mengincar sehingga harga tanah akat melonjak tajam.
Ahok meminta warga secepatnya mengurus sertifikat tanah karena saat ini ia telah menggratiskan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB).
"Segera diurus. Sudah kami gratiskan BPHTB-nya Camat dan Lurah tolong diberi tahu warganya," kata Ahok saat mengunjungi pengungsian di Masjid Raya Universitas Borobudur, Senin (20/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejumlah warga yang ditemui Ahok saat itu malah mengaku belum memiliki sertifikat tanah dan akan segera mengurusnya.
Kepada pengungsi banjir ini Ahok juga bercanda, jika memang tak ingin lagi diterjang banjir, maka lebih baik pindah dari lokasi sekarang.
Jumlah pengungsi akibat banjir di Cipinang Melayu di masjid tersebut berjumlah 465 orang. Kepada Ahok, mereka mengaku tidak kekurangan bantuan.
"Alhamdulillah, Pak. Terjamin," ujar salah seorang warga kepada Ahok.
Kepala Dinas Sosial DKI Jakarta Masrokhan mengatakan, bantuan yang disalurkan untuk warga berupa matras, pakaian, makanan bayi, popok hingga makanan siap saji.
Sementara itu Kepala Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta Teguh Hendrawan mengatakan salah satu penyebab banjir di Cipinang Melayu adalah akibat luapan air Sungai Sunter. Banjir juga diperparah karena tanggul yang jebol di Perumahan Villa Nusa Indah, Bekasi.
Sebelum mengunjungi warga yang mengungsi, Ahok juga sempat memantau pemukiman warga di RT 01 RW 12, Kelurahan Bukit Duri, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan, yang berada di bantaran Sungai Ciliwung.
Menurut pengakuan salah seorang warga, Rantiah (62), banjir yang menyerang kawasan Bukit Duri pada Rabu (15/2) dini hari, sempat surut pada Kamis (16/2). Namun pagi tadi, akibat intensitas hujan yang tinggi, air setinggi 80 cm kembali merendam rumahnya.
Ahok menegaskan, sejumlah bangunan harus dibongkar. Namun relokasi harus menunggu lebih dulu rumah susun yang disiapkan jadi.
"(Rumah) ini pasti kami bongkar, tapi musti dipikirkan juga ke mana pindahnya. Tunggu rusun (rumah susun) selesai dulu," kata Ahok.