Jakarta, CNN Indonesia -- Aksi teror bom panci di Bandung membuat aparat kepolisian meningkatkan keamanan untuk mencegah aksi serupa. Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri Inspektur Jenderal Boy Rafli Amar mengatakan, pihaknya terus mengawasi aktivitas terorisme di Jawa Barat.
"Jadi fokus terhadap aktivitas (teroris) Jabar masih terus kami lakukan. Kami mencegah agar niat jahat mereka meninggalkan korban," ujar Boy di Jakarta, Rabu (1/3).
Hal tersebut berkaitan dengan pelaku bom panci di Bandung yang diduga tergabung dalam jaringan Jamaah Anshar Daulah (JAD). Boy juga menyebut selama beberapa bulan terakhir, polisi telah mengawasi wilayah Jawa Barat usai penangkapan terduga teroris di Jatiluhur.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sampai saat ini, lanjut Boy, proses penyelidikan peristiwa bom panci di Bandung masih dalam tahap penyelidikan. Dia menyatakan, kemungkinan masih ada pihak lain yang terlibat dalam aksi itu.
"Sisi perkembangan masih dilaksanakan prosesnya. Sedang diselidiki lebih lanjut keterlibatan pihak lain yang memberikan perbantuan," jelasnya.
Saat ini, pihak kepolisian masih menuntaskan proses olah TKP. Selanjutnya akan dilakukan identifikasi terhadap pelaku dan melakukan pemeriksaan DNA keluarga untuk mendapatkan kepastian identitas korban.
Selain itu, terkait proses deradikalisasi yang belum optimal, Boy menyebut proses tersebut harus ada kerjasama lintas kementerian.
"Harus lintas kementerian, ada program khusus yang dikaitkan juga dengan post release program (program pascapembebasan terpidana kasus terorisme),"ujarnya.
Program tersebut juga mengoptimalkan unsur-unsur negara dalam memberikan perhatian kepada sejumlah orang yang terlibat dalam aksi tindak pidana terorisme. Boy menilai, program bagi eks terpidana terorisme itu harus berkesinambungan.
"Program ini berupaya (dilakukan) dengan pendekatan pemahaman konsep toleransi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, juga mencari solusi pascamasa hukuman, sehingga mereka tidak kembali ke habitatnya," jelas Boy.
Sebelumnya, Boy mengatakan bom panci belakangan ini marak digunakan kelompok teror, terlebih oleh mereka yang berafiliasi dengan kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Namun, bom panci bukan modus baru dalam aksi terorisme. Bom rakitan itu pertama kali diketahui meledak saat aksi teror di Amerika Serikat dalam acara Boston Marathon pada 2013.
(pmg/yul)