Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto meminta publik tidak mencurigai motif di balik pertemuan Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono. Ia menilai, pertemuan antara presiden dan mantan presiden lumrah terjadi.
"Pertemuan silaturahmi itu selalu positif. Jangan curiga. (Kecurigaan) itu penyakit, ingin tahu saja,
kepo. Biar saja mereka bertemu, syukuri, hasilnya seperti apa, nanti kan publik akan mendengar," ujar Wiranto di Jakarta, Kamis (9/3).
Wiranto mengaku bersyukur Jokowi dan SBY dapat bertemu. Ia yakin kedua tokoh itu membicarakan strategi memajukan Indonesia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Perlu disyukuri kalau antarpejabat atau mantan pejabat bertemu dan membincangkan kebaikan untuk negeri, itu harapan saya," kata Wiranto.
SBY datang ke Istana Negara, Jakarta, sekitar pukul 12.00 WIB, ditemani mantan menteri sekretaris negara di eranya, Sudi Silalahi. Kehadirannya langsung disambut oleh Jokowi yang mengajaknya menikmati teh di beranda Istana.
Keduanya tampak akrab berbincang di tengah sorotan kamera awak media. Mereka berbincang santai di sela jamuan minum teh dan menyempatkan diri untuk berbincang dengan wartawan.
SBY mengatakan, pertemuannya dengan Jokowi telah digagas dan dirancang sejak lama. SBY mengaku memendam keinginan bertemu Jokowi untuk mengklarifikasi banyak hal yang dikaitkan dengan namanya.
November tahun lalu, Jokowi sempat menerima kedatangan sejumlah pemimpin partai politik Istana Negara dalam rangkaian undangan kenegaraan.
Sebelum hari ini, di antara sederet ketua umum partai yang menjalin pertemuan, hanya SBY dan Presiden PKS Sohibul Imam yang belum sempat bercengkerama dengan Jokowi di Veranda Talk Istana.
(abm/obs)