Saat Soni Sapa 'Penyelam' Gorong-Gorong

Filani Olyvia | CNN Indonesia
Jumat, 10 Mar 2017 12:28 WIB
Setidaknya ada 50 petugas gabungan yang bekerja untuk membersihkan gorong-gorong. Sebagian mereka menyelam untuk mengangkat lumpur.
Setidaknya ada 50 orang satuan petugas gabungan yang bekerja untuk membersihkan gorong-gorong. Sebagian mereka menyelam untuk mengangkat lumpur. (ANTARA FOTO/Reno Esnir)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pelaksana Tugas Gubernur DKI Jakarta Sumarsono datang memantau langsung proses pengerukan gorong-gorong di kawasan Jalan Gatot Subroto pada Jumat (10/3) pagi ini. Berdasarkan pantauan CNNIndonesia.com, Sumarsono bersama rombongan tiba di titik pengerjaan tepat pukul 10.00 WIB.

Setidaknya ada 50 orang satuan petugas gabungan Suku Dinas Sumber Daya Air Jakarta Selatan dan petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum Kelurahan Kuningan Barat yang bekerja membersihkan saluran air di kawasan tersebut.

Menurut Kepala Suku Dinas SDA Jakarta Selatan Holi Susanto, proses pengerukan sendiri sudah dilakukan sejak pukul 07.30 WIB pagi tadi. Sumarsono yang tiba menggunakan setelah olahraga berwarna putih dan hitam langsung menyapa dan menanyai para petugas yang menyelam untuk mengangkat timbunan lumpur di dalam gorong-gorong.

"Sudah berapa jam di dalam? Sudah makan belum?" kata Sumarsono, Jumat (10/3).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Direktur Jenderal Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri ini juga sempat menanyakan standar keselamatan kerja yang diterapkan para petugas di lapangan. Namun para petugas malah mengaku tidak nyaman jika harus menyelam menggunakan sarung tangan atau kaca mata.

"Risih, Pak," ujar salah seorang petugas.

Dalam kesempatan yang sama, Holi menambahkan bahwa proses pengerukan di kawasan ini sebenarnya telah dilakukan sejak Jumat (3/3) pekan lalu. Selama seminggu, setidaknya sudah ada 45 kubik lumpur yang berhasil diangkat dari saluran air di sepanjang jalan Gatot Subroto.

Selain sampah dan sedimen lumpur, para petugas juga menemukan bongkahan-bongkahan kecil sisa pembangunan di dalam saluran air. Hal ini, lanjut Holi, kemungkinan besar dikarenakan kebiasaan masyarakat membuang sisa pembangunan ke saluran air. Akibatnya mengeras dan menyumbat saluran.
"Untuk menangani genangan, sebenarnya kami sudah sempat buat saluran gendong di sisi trotoar. Awalnya cukup efektif, namun belakangan ada yang menaruh kabel lagi di dalamnya," ungkapnya.

Menanggapi hal tersebut, Sumarsono mengungkapkan pihaknya akan segera memanggil sejumlah pihak terkait untuk membahas rancangan pola baru saluran air di ibu kota.

"Kami sedang memikirkan bagaimana caranya agar ke depan nanti kabel-kabel ini tidak ada dalam saluran drainase lagi," ujarnya. (asa)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER