Kapolri Sebut Hoax Jadi Alat Kepentingan di Balik Pilkada

CNN Indonesia
Kamis, 23 Mar 2017 12:11 WIB
Tito Karnavian menyebut isu-isu negatif belakangan ini sengaja dimainkan oleh sejumlah pihak untuk menimbulkan keresahan di masa Pilkada.
Ilustrasi. (Antara Foto/Indrianto Eko Suwarso)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Kepolisian RI Jendral Tito Karnavian menyebut kabar bohong (hoax) sengaja dimanfaatkan oleh sejumlah pihak untuk kepentingan Pilkada dan melemahkan wibawa pemerintah.

Pernyataan itu disampaikan oleh Tito menyoroti kabar penculikan anak untuk diambil organ tubuh bagian dalam di wilayah pulau Sumatera.

"Jadi mungkin ada pihak ketiga yang sengaja menaikkan isu-isu negatif ini untuk menimbulkan keresahan. Apalagi ada masa Pilkada untuk menakuti masyarakat, mendeklinasi (melemahkan) wibawa Pemerintah," kata Tito.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mantan Kepala BNPT itu mengaku sudah memerintah jajaran bawah untuk memastikan kebenaran kabar penculikan anak tersebut. Dia menyebut informasi itu sepenuhnya hoax.

"Sepanjang pengecekan saya dengan kepala Polda yang ada berita itu semuanya menjawab kepada saya tidak ada. Artinya beritanya hoax," ucapnya.
Di sisi lain, Tito meminta masyarakat agar tidak cepat percaya dengan setiap informasi yang meresahkan. Dia mengingatkan agar warga perlu berkoordinasi dengan polisi setempat setiap kali menerima informasi yang kebenaranya masih diragukan.

Beberapa hari terakhir jagat media sosial diramaikan oleh kabar penculikan anak dengan modus yang beragam. Ada yang berpura-pura sebagai pengemis dan penjual mainan anak-anak.

Bahkan, di beberapa daerah di Pulau Sumatera Utara seperti Kota Dumai dan Kota Medan terjadi kepanikan orang tua terkait kabar ini.

Seorang ibu rumah tangga di Dumai, Wahyuni, mengaku saat ini sangat mengawasi ketat dua putrinya yang masih balita bermain karena khawatir dengan ancaman penculikan tersebut.

"Maraknya isu anak diculik di media sosial dengan pelaku menyamar jadi penjual, pura pura gila dan lainnya buat kita kuatir, dan anak bermain harus diawasi ketat," kata Wahyuni seperti dibseritakan Antara.
Ibu lainnya di Dumai, Wati yang memiliki putra kelas 1 dan 3 tingkat dasar juga khawatir dengan isu penculikan anak. Dia bertukar nomor telepon dengan guru agar saling berkomunikasi untuk antar-jemput anaknya.

"Kalau berhalangan, saya pesankan ke guru bahwa pamannya akan menjemput pulang sekolah dan nomor kontak juga sudah ditinggalkan agar aman dan saling komunikasi," kata Wati.

Hoax punya pengaruh terhadap konstelasi politik di ajang Pilkada. Peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, Rully Akbar sebelumnya menyebut hoax atau berita palsu bisa memengaruhi elektabilitas pasangan calon gubernur dan wakil gubernur di Pilkada DKI Jakarta.

"Bisa jadi (hoax) memengaruhi elektabilitas calon. Dinamika politik di Jakarta sangat rentan, tidak bisa diprediksi," ujar Rully di Kantor LSI Denny JA, Selasa (21/3).

Menurut Rully, saat ini media sosial menjadi alat paling efektif untuk meningkatkan atau menurunkan elektabilitas pasangan calon. Apalagi, lanjutnya, para pengguna media sosial masih bisa melemparkan pernyataan atau isi-isu selama masa tenang pilkada.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER