Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah Kota Pontianak dan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) di Kalimantan Barat mendukung kampanye hemat energi (earth hour) di wilayah itu. Wakil Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono mengatakan, dirinya akan terlibat dalam berbagai aksi penghematan dan menjaga lingkungan.
"Gaya hidup hemat energi diharapkan terus dilakukan masyarakat. Termasuk membawa kantong belanja ke mana pun untuk mengurangi penggunaan kantong plastik," ujar Edi, Sabtu (25/3), sebagaimana dilansir Antara.
Untuk menjaga bumi tetap bersahabat dengan penghuninya, Pemkot Pontianak melakukan penghijauan kota dengan menanam pohon serta membersihkan sampah di parit. Di masa mendatang, Pemkot bakal mendorong publik memilah sampah untuk didaur ulang.
Sementara itu, Ketua PHRI Kalbar Yuliardi Qamal memastikan, anggota perhimpunannya siap ikut aktif dalam gerakan earth hour malam nanti.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Hotel-hotel dan restoran siap mematikan lampu serentak selama satu jam sebagai bentuk kepedulian dan komitmen nyata dalam mengurangi emisi gas rumah kaca," ujar Yuliardi.
Yuliardi menjelaskan, dunia usaha perhotelan adalah salah satu konsumen listrik terbesar di Pontianak sehingga sudah sepantasnya ikut serta dalam kegiatan tersebut.
"Saya mengimbau kepada para anggota untuk melaksanakan penghijauan dan melakukan pengolahan limbah yang baik dan tidak merusak lingkungan," ucapnya.
Kegiatan earth hour di Pontianak juga dirangkai dengan bersepeda mengelilingi kota berjarak tempuh sekitar 10 kilometer. Sejumlah instansi terlibat dalam aktivitas ini di antaranya PLN Wilayah Kalbar, PDAM, sejumlah korporasi ternama yang memiliki kantor di Kalbar, 1.000 Guru Kalbar, HGC Pontianak, Gerakan Senyum Kapuas, hingga Mapala UNTAN.
Kota Pontianak menjadi salah satu dari 37 kota di Indonesia yang berpartisipasi dalam Earth Hour 2017.
Sementara itu dari World Wildlife Fund (WWF), Kalimantan Regional Leader WWF-Indonesia M Hermayani Putera mengajak partisipasi aktif masyarakat dalam transformasi etika konsumsi dan gaya hidup.
Menurut Hermayani, gaya hidup yang lebih ramah dan hemat dalam menggunakan sumber daya alam dapat menguatkan aspek keberlanjutan dan keadilan dalam proses pembangunan.
"Gaya hidup seperti itu menjadi salah satu target konservasi WWF Indonesia yang mendukung pengurangan emisi, sejalan dengan esensi dari gerakan earth hour," kata Hermayani.