Wiranto Undang 25 Ulama Sebelum Makan Siang Bareng Jokowi

CNN Indonesia
Selasa, 04 Apr 2017 10:32 WIB
Para ulama akan bertemu Wiranto sebelum nantinya diundang makan siang bersama Presiden Joko Widodo di Istana Negara.
Para ulama akan bertemu Wiranto sebelum nantinya diundang makan siang bersama Presiden Joko Widodo di Istana Negara. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Koordinatir bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto diagendakan bertemu dengan sejumlah alim ulama di kantornya, Selasa (4/4). Setidaknya ada 25 ulama yang diundang untuk bertemu dengan Wiranto.

Para ulama akan bertemu Wiranto sebelum nantinya mereka semua memenuhi undangan makan siang bersama Presiden Joko Widodo di Istana Negara.

Nama ulama-ulama yang diundang Wiranto di antaranya adalah pimpinan pondok pesantren Tebu Ireng Jombang Sholahudin Wahid, mantan Menteri Agama Tholhah Hasan, Ketua MUI Jawa Tengah Habib Luthfi Yahya, pimpinan pondok pesantren Modern Gontor Ponorogo Hasan Abdullah Sahal, dan Ketua Umum Persatuan Islam Maman Abdurrahman.
Sebelumnya, Jokowi juga sempat mengundang jajaran pengurus Majelis Ulama Indonesia untuk makan siang di Istana Negara, satu hari sebelum Aksi 313 digelar, Kamis (30/3). Pertemuan antara Jokowi dan jajaran MUI yang dipimpin ketua umum Ma'ruf Amin berlangsung tertutup.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kemarin, Senin (3/4), giliran Wakil Presiden Jusuf Kalla yang mengundang Ma'ruf Amin ke Kantor Wakil Presiden. Dalam pertemuan itu, Ma'ruf menyarankan agar diadakan sebuah dialog nasional untuk kembali mempersatukan umat Islam yang terpecah lantaran kasus penistaan agama dengan terdakwa Basuki Tjahaja Purnama.

MUI jengah dengan serangkaian unjuk rasa berjilid yang bergulir sejak akhir tahun lalu. Alih-alih berdemo, MUI meminta para pengunjuk rasa untuk melakulan dialog nasional.

"Saya sudah sampaikan pada Presiden perlu ada dialog nasional dan semoga diadakan sesudah pilkada," kata Ma'ruf saat ditemui di Kantor Wakil Presiden, Senin (3/4).
Dasar munculnya usulan dialog nasional itu, kata Ma'ruf, adalah agar tak ada lagi kesalahpahaman dan ketidakserasian yang muncul di masyarakat. Kesalahpahaman dan ketidakserasian yang dimaksud adalah dua hal yang muncul saat Basuki Tjahaja Purnama disangka menistakan agama Islam.

Menurut Ma'ruf, yang dibutuhkan sekarang adalah pendekatan-pendekatan yang bertujuan menyatukan bangsa, bukan aksi unjuk rasa yang justru semakin memperkeruh keadaan.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER