WAWANCARA

Menteri Susi: Kejahatan Perikanan Mirip Terorisme

CNN Indonesia
Kamis, 06 Apr 2017 09:14 WIB
Menteri KKP Susi Pudjiastuti menggandeng pelbagai negara untuk mengatasi pencurian ikan. Kerja sama dibutuhkan karena kejahatan ini melibatkan korporasi besar.
Menteri KKP Susi Pudjiastuti menggandeng pelbagai negara untuk mengatasi pencurian ikan. Kerja sama dibutuhkan karena kejahatan ini melibatkan korporasi besar. (CNN Indonesia/Andry Novelino)
Jakarta, CNN Indonesia -- Permasalahan kejahatan perikanan di Indonesia bukan hanya soal pencurian ikan, namun ada pula kejahatan lain yang mengikutinya.  Selama lebih dari satu dekade, Indonesia dinilai menghadapi pencurian ikan secara besar-besaran. Bahkan, aktivitas kriminal itu telah menyebabkan Indonesia mengalami tahap eksploitasi ikan di beberapa wilayah.

Sejak menjabat sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan pada 2014, gebrakan mulai banyak dilakukan oleh Susi Pudjiastuti untuk memberantas kejahatan perikanan. Berikut, sejumlah kumpulan wawancara CNNIndonesia.com dengan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti selama periode Desember 2016—Maret 2017.

Mengapa Anda tertarik menanggulangi pencurian ikan?

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Memang sumber daya ikan di negara lain sudah tidak ada, bahkan sebentar lagi China itu mau moratorium untuk nelayannya. Sehingga untuk bertahan hidup, nelayan asal China tentu harus cari ikan. Karena ikan mereka tidak ada dan ada aturan moratorium sehingga banyak nelayan asing ini pasti ke laut kita.

Tapi memang yang saya lihat keadaan laut kita tidak separah dulu, tak separah dua tahun lalu.

Menanggulanginya bagaimana?

Kami membangun akademi khusus tentang bagaimana menangani fisheries crime. Karena kejahatan ini bukan hanya pencurian ikan. Dari apa yang saya pelajari, pelaku saja itu bendera dari banyak negara, kapalnya besar. Kejahatan ini juga sudah pasti libatkan korporasi besar antar negara, jadi bukan kejahatan kecil. Di dalamnya juga ada perbudakan juga drugs, binatang langka, sangat kompleks dan yuridiksi hukumnya juga libatkan banyak negara.

Bagaimana dengan aparat penegak hukum?

Tentu kami juga ingin pastikan penegak hukum mampu. Ini sudah mirip terorisme di bidang perikanan, tidak mungkin kapal besar, tidak ada mafianya. Ini hasil mereka juga besar, kejahatan ekonomi tinggi.

Apakah ada kerja sama?

Dari luar negeri, kami gandeng Norwegia. Mereka tahu persoalan fisheries crime bukan hanya kita, tapi universal, penting untuk menggandeng negara yang concerned disini.

Bagaimana dengan lainnya?

Kami sudah berbicara dengan Dubes Australia. Kami akan bikin model yang sama di Morotai. Juga bangun politeknik, akademi investigasi tentang fisheries crime tahun depan.

Apakah pemerintah sempat berargumentasi soal ini, bagaimana dengan Presiden?

Presiden bilang illegal fishing harus diberantas, ya kami harus turuti. Saya pikir kendala, ada orang yang tidak puas karena bisnis enggak jalan. Mereka gunakan segala cara, aparat hukum juga yang tadinya merasakan kenyamanan dapat bayaran dari illegal fishing jadi tidak (menikmati). Tapi saya pikir kalau cinta Indonesia pasti mereka tidak akan pikir. Kami dukung saja niat mulia presiden untuk menyejahterakan laut.

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER