Jakarta, CNN Indonesia -- Aparat Polda Papua menangkap sedikitnya 20 orang mahasiswa yang tergabung dalam Front Persatuan Mahasiwa Tutup Freeport saat melakukan aksi menuntut penutupan Freeport di Sentani, Jayapura hari ini.
Koordinator Lapangan Nelius Wenda mengatakan aksi tersebut baru dimulai pukul 08.00 WIT di beberapa lokasi, termasuk di Sentani. Pada pukul 08.30 WIT, para peserta aksi mulai mendapat penjagaan dan pengawalan dari aparat keamanan.
Pada pukul 09.00 WIT, 20 orang peserta aksi di Sentani langsung ditangkap oleh pihak kepolisian dan ditahan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di Sentani mereka dihadang (pihak kepolisian), 20 orang tertangkap. Di tempat lain kami juga dihadang dan tidak dizinkan untuk melakukan aksi," kata Nelius saat dihubungi oleh CNNIndonesia.com, Jumat (7/4).
Menurut Nelius, alasan penangkapan terhadap para mahasiwa tersebut dikarenakan salah satu poin tuntutan adalah tentang penentuan nasib sendiri. Salah satu poin tuntutan tersebut mengakibatkan Polda Papua tidak mengeluarkan surat tanda terima pemberitahuan dan akhirnya menangkap sejumlah peserta aksi.
Tak hanya melakukan penangkapan, Nelius menyebut Polda Papua juga melarang aksi tersebut dilakukan. Baik itu dilakukan dengan berjalan kaki, maupun dengan menaiki kendaraan.
Saat ini 20 orang tersebut sudah berhasil dibebaskan, setelah mendapat bantuan dari pihak LBH Papua. "Sudah dibebaskan sekitar pukul 15.00 WIT," ujar Nelius.
Nelius mengatakan, ada dua poin penting yang menjadi tuntutan mereka dalam aksi tersebut.
Pertama, meminta pada Pemerintah Provinsi Papua dan Pemerintah Pusat bahwa Freeport itu segera ditutup.
Kedua, meminta pemberian hak penentuan nasib sendiri sebagai solusi demokratis rakyat Papua.