Jakarta, CNN Indonesia -- Pelaku peledakan petasan rakit di halaman Gereja Santo Yusuf, Ambarawa, Kabupaten Semarang, kemarin diduga mengalami gangguan kejiwaan.
Dugaan itu muncul setelah kepolisian melakukan pemeriksaan intensif terhadap pelaku. Polisi menyebut pria berinisial MF (37) itu kerap melontarkan pernyataan yang tidak konsisten selama diperiksa penyidik.
"Orang yang diduga pelaku sudah kami amankan di Polsek Ambarawa, namun keterangannya berganti-ganti. Kondisinya mengalami gangguan jiwa," ujar Kapolres Semarang AKBP Vincentius Thirdy saat dikonfirmasi CNNIndonesia.com.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Polisi kemudian berusaha mencari tahu lebih jauh tentang identitas warga Bergas Kabupaten Semarang itu. Tim diturunkan ke permukiman pelaku untuk bertanya langsung kepada ketua Rukun Tetangga di sana.
Bersarkan keterangan yang didapat polisi dari Ketua RT Zaenuri (52), MF sudah beberapa kali keluar-masuk rumah sakit jiwa. Dia kini masih tinggal bersama ibu kandung dan delapan saudaranya.
Meski demikian, warga sekitar menyebut MF selama tinggal di lingkungan tempat tinggal tidak pernah membuat keresahan atau perbuatan kriminal.
Kapolres Thirdy mengatakan pemeriksaan terhadap MF sangat memakan waktu karena jawabannya 'ngalor-ngidul'. Polres saat ini melakukan pemeriksaan terhadap saudara, warga dan perangkat desa untuk mengetahui latar belakang MF.
Insiden pelemparan petasan rakit di gereja yang kerap disebut Gereja Jago itu terjadi siang kemarin ketika panitia mempersiapkan ibadah misa.
Berdasarkan hasil oleh TKP sementara, benda yang diledakkan adalah petasan yang dimasukkan ke dalam botol. Benda itu meledak setelah dilempar oleh pelaku ke arah gereja.
Barang bukti yang diamankan di lokasi kejadian berupa lima botol minuman pendongkrak tenaga yang terbuat dari beling, petasan kembang api 16 buah, satu korek api, serbet makan, dan handuk kecil.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri Inspektur Jenderal Boy Rafli Amar mengatakan dugaan gangguan kejiwaan yang dialami pelaku perlu ditindaklanjuti.
"Kondisi (pelaku) diduga stres tersebut masih perlu dilakukan pemeriksaan oleh psikolog," ujar Boy saat dikonfirmasi CNNIndonesia.com.