Mensos Sebut Hedonisme Sebabkan Mahasiswa Tidak Kritis

Gilang Fauzi | CNN Indonesia
Jumat, 14 Apr 2017 18:36 WIB
Hedonisme dan konsumerisme dianggap sebagai penyebab sebagian mahasiswa di Indonesia jadi kurang progresif, tidak kritis, dan tak punya orientasi jelas.
Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengatakan saat ini hedonisme dan konsumerisme merambah dan memengaruhi gaya hidup sebagian kalangan mahasiswa. (Antara Foto/M Risyal Hidayat)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengatakan saat ini hedonisme dan konsumerisme merambah dan memengaruhi gaya hidup sebagian kalangan mahasiswa.

"Inilah yang membuat sebagian mahasiswa di negeri ini kurang progresif, tidak kritis, bahkan ada yang tidak memiliki orientasi jelas, tidak memiliki kepedulian sosial, dan lain sebagainya," kata Khofifah seperti diberitakan Antara di Kendari, Sulawesi Tenggara, Jumat (14/4).

Khofifah memberikan kuliah umum bertema "Urgensi Peran Perguruan Tinggi Islam dalam Menanggulangi Masalah-Masalah Sosial" di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari. Dia mengkritisi "civitas academica" yang apatis dan apolitis.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kebanyakan 'civitas academica' utamanya mahasiswa mengambil jarak dengan partai politik, kurang peduli dengan kondisi kekinian bangsa, dan eksklusif," ujarnya di hadapan ratusan mahasiswa dan dosen peserta kuliah umum.
Sebagai aktor penyambung (linkage actor) yang memiliki energi besar, kata Khofifah, mahasiswa harusnya mampu mengagregasi kepentingan rakyat.

Khofifah menghendaki mahasiswa tak sekadar menuntut ilmu dan mendapatkan prestasi akademik tinggi, melainkan juga punya peranan signifikan dalam membangun bangsa.

Menurut Khififah, mahasiswa bisa ikut membantu pemerintah antara lain melalui program desa mandiri sejahtera, kerja sama yang dilakukan Kemensos dengan perguruan tinggi yang diimplementasikan saat mahasiswa melaksanakan kuliah kerja nyata (KKN).
Dalam program ini mahasiswa bisa melakukan berbagai program kegiatan untuk mengatasi berbagai persoalan sosial kemasyarakatan, termasuk menyisir warga miskin di lokasi KKN.

"Dengan demikian tidak ada masyarakat miskin yang tercecer yang tidak memperoleh bantuan sosial sebagaimana amanat Nawacita," kata Khofifah.

Khofifah menyebut desa menjadi sasaran utama karena angka kemiskinan di desa dua kali lipat lebih tinggi dari pada di kota. Aksesibilitas terhadap layanan publik pun sangat minim.

"Persentase penduduk miskin di desa mencapai 13,96 persen, sementara di kota hanya 7,73 persen. Artinya jumlah penduduk miskin di desa dua kali lipat lebih banyak," kata dia. (gil)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER