Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Argo Yuwono menyebut ketegangan antara Gerakan Pemuda Ansor dan Front Pembela Islam di Kramat Lontar, Jakarta Pusat, Selasa (18/4) dini hari karena salah paham. Dia mengatakan, tidak ada penyerangan oleh GP Ansor kepada FPI.
"Bukan menyerang, tapi datang. Itu sudah diselesaikan. Hanya salah paham saja," kata Argo di Polda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (18/4).
Argo menjelaskan, kejadian itu berawal dari informasi yang salah terkait persiapan istigasah di rumah Ketua DPP Fatayat Nahdlatul Ulama, Ita. Kemudian, Panitia Pengawas Kecamatan (Panwascam) Senen, Laily datang untuk menanyakan perihal kegiatan tersebut.
"Diperingatkan agar istigasah sesuai kesepakatan peraturan pilkada, di masa tenang boleh menggelar istigasah namun tidak boleh membagi-bagikan sembako, karena terindikasi bermuatan politik," kata Argo.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sekitar pukul 01.15 WIB sejumlah orang mengenakan seragam pakaian GP Ansor masuk ke Jalan Kramat Lontar Raya. Mereka datang untuk memastikan informasi soal warga sekitar atau FPI menghalangi kegiatan istigasah.
Argo menambahkan, warga setempat mengira kedatangan anggota GP Ansor itu akan menyerang kampungnya. "Sehingga menimbulkan keributan antar warga Kramat Lontar dengan Kelompok GP Ansor," kata Argo.
Sementara di sekitar wilayah itu terdapat tempat tinggal Ketua Laskar FPI DKI, Buya Abdul Majid. Kejadian itu memunculkan anggapan bahwa GP Ansor akan menyerang FPI.
Namun kelompok GP Anshor kembali ke markas dan tidak melakukan gerakan apapun. Sekitar pukul 02.00 WIB, ratusan massa FPI datang ke rumah Buya Abdul Majid. Menurut Argo kedatangan FPI hanya untuk melakukan kegiatan ibadah sambil duduk di jalanan.
Pihak kepolisian kemudian menenangkan kedua belah pihak. Ketegangan pun mereda sekitar pukul 04.00 WIB..
Diserang, GP Ansor Tak MelawanDi tempat terpisah, Ketua Umum GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas menjelaskan, kejadian itu bermula ketika rumah cicit pendiri Ansor Kiai Wahab Hasbullah diserang sekelompok orang. Pemilik rumah sempat melapor kejadian itu ke Polres Jakarta Pusat.
"Ibu (cicit pendiri Ansor) ini rumahnya diserbu orang karena dikira bagi sembako, malam-malam kami (Barisan Ansor Serbaguna/Banser) kawal," kata Yaqut di Bumi Perkemahan Ragunan, Jakarta.
Setibanya di rumah tersebut, lanjut Yaqut, anggota Banser dilempari sesuatu oleh orang tak dikenal. Namun mereka tak melakukan aksi balasan.
"Kami enggak melawan, tapi mundur saja, hanya itu yang terjadi, tak ada apa-apa. Kami enggak menyerbu, itu bukan perilaku Banser," kata Yaqut.