Jakarta, CNN Indonesia -- Penyidik kepolisian memeriksa dua orang yang diduga terlibat dalam penyiraman air keras pada Novel Baswedan. Dua orang tersebut yang terekam di kamera pengawas (CCTV) diketahui juga pernah datang ke rumah penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi itu.
Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Boy Rafli Amar mengatakan, meski ada di dalam rekaman CCTV namun bukan berarti penyidik lantas menyimpulkan mereka terlibat.
"Jadi kecurigaan terhadap informasi foto tidak langsung menjawab bahwa itu adalah pelaku. Hanya dia tertangkap gambarnya, tertangkap, teridentifikasi pernah ada," kata Boy di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (21/4).
Boy mengatakan, penyidik akan terus mendalami keterlibatan dua orang tersebut dalam kasus ini. Boy belum bisa menyampaikan identitas dua orang ini demi kepentingan penyidikan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain dua orang tersebut, polisi sudah memeriksa belasan saksi. Kebanyakan adalah tetangga Novel yang mengetahui insiden penyiraman air keras pada Novel.
Saat ini Novel tengah menjalani perawatan intensif di Singapura. Juru bicara KPK Febri Diyansah mengatakan, dari hasil pemeriksaan lanjutan oleh dokter ahli mata dan THT, siraman air keras yang mengenai wajah novel berdampak pada rongga hidung, selain melukai matanya.
Febri menjelaskan, setelah diketahui adanya efek di rongga hidung Novel, dokter langsung melakukan pemeriksaan mendalam dan melakukan pembersihan. Beruntung, kata Febri, air keras tersebut tak sampai mengenai saluran pernapasan Novel.
Novel disiram air keras usai menjalankan salat subuh di masjid dekat kediamannya. Efek air keras di wajahnya membuat ia sempat menabrak pohon nangka di depan rumahnya.